Tahun Rutin

Tahun Rutin
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Setelah itu, saya siap-siap berangkat olahraga: 05.45. Sebelum berangkat, saya minum madu dua sendok. Dicampur air hangat segelas kecil. Itu juga setiap hari.

Selama 9 bulan ini, saya hitung, sudah tiga liter madu saya habiskan. Berdua dengan istri.

Saya selalu mendapat kiriman madu dari Pulau Moyo di Sumbawa. Kebetulan, tidak jauh dari situ, ada teman usaha saya di sana.

Olahraga saya juga sama: senam dansa. Orang-orang menyebutnya senam Dahlan Iskan Style. Di halaman depan Graha Pena. Di bawah matahari pagi.

Minggu lalu, senam kami berulang tahun yang keempat. Dirayakan dengan dansa nonstop selama 1,5 jam. Dua tahun lalu kami merayakannya dengan 3 jam nonstop.

Selama pandemi ini peserta senamnya terus bertambah. Yang terdaftar sudah 170 orang. Yang aktif setiap hari sekitar 100 orang. Ramai sekali. Dengan jarak yang cukup protokol.

Tidak ada sela-sela guyon atau mengobrol. Satu lagu habis, langsung masuk lagu berikutnya. Lagunya sudah disusun, ganti hari ganti susunan: 25 lagu setiap hari. Ada dangdut, rock 'n' roll, rock, pop, Mandarin, India, lagu rakyat Ambon, dan Papua.

Satu jam penuh badan terus bergoyang. Tidak bosan. Cenderung ketagihan.

Tahun memang sudah berganti, tetapi persoalan masih sama: menyelamatkan diri dari pandemi. Itu yang terpenting.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News