Tak Ada Ambulans, Bayi Iqbal Meninggal Saat Dibawa dengan Motor
Di antaranya, perlu ada evaluasi kinerja karyawan. ''Kalau kinerjanya buruk, berarti tidak siap bekerja. Laporkan ke dinas. Minta ganti. Cari yang siap saja,'' tegasnya.
Setelah ditinjau, lanjut dia, kebutuhan tenaga medis dan nonmedis belum optimal. Misalnya, sopir ambulans tidak stand by 24 jam.
Tenaga dokter juga kurang. Hanya ada 5-6 dokter. Karena itu, pihak puskesmas harus melakukan pembenahan.
''Perlu disiapkan dokter jaga di UGD,'' ucapnya.
Menurut dia, banyak dokter yang kurang berminat bekerja di puskesmas. Sebab, gaji yang diterima masih minim dari asas kepatutan. Yakni, Rp 2,5 juta per bulan.
Karena itu, perlu ada perubahan masalah gaji tenaga dokter agar sesuai strata pendidikannya. ''Kita akan bahas ini,'' janjinya.
Selain evaluasi kinerja karyawan, dia menyarankan pihak puskesmas berkomunikasi dengan keluarga pasien.
''Harus selesai masalahnya. Karena ini akan berpengaruh pada pelayanan ke depan,'' lanjutnya.
Keluarga sesalkan puskesmas tidak punya ambulans dan peralatan masker oksigen untuk bayi sehingga anak terlambat diselamatkan.
- Banjir di Desa Puloampel Serang Merendam Rumah, Puskesmas, hingga Akses Jalan
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Puskesmas Ramah Disabilitas Pertama di Sumsel
- Lestari Moerdijat: Gaya Hidup Sehat Harus jadi Perhatian Bersama
- Dinkes Banjarmasin Terpaksa Menunda Pembangunan 2 Puskesmas, Ini Sebabnya
- Kideco Membangun Puskesmas, Pemkab Paser Sediakan SDM