Tak Ada Faksi Jenderal Hijau dan Merah

Tak Ada Faksi Jenderal Hijau dan Merah
Tak Ada Faksi Jenderal Hijau dan Merah

"Itu omong kosong. Tidak ada itu hijau-merah. Pensiunan itu tetap saja ngomongnya Sapta Marga," tegasnya.

Salim menegaskan, tentara memang bisa berasal dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda. Namun, tidak ada doktrin agama dalam ketentaraan. Karenanya, lanjut Salim, keterlibatan jenderal pensiunan di tim sukses calon presiden sebenarnya hanya karena persoalan mengejar jabatan saja.  

"Ini murni soal jabatan karena jabatan itu sangat terbatas sementara pensiunan jenderal banyak jumlahnya," imbuhnya.

Menurutnya, jika ada yang bertanya padanya soal terjadi perang antarjenderal di pencapresan sekarang ini, maka ia jawab itu karena yang bertanya tidak tahu soal intern tentara.

“Saya juga capek menjawab pertanyaan itu, mengingat tidak akan terjadi perang antarjenderal aktif di militer Indonesia. Mereka satu sumpah dan sapta marga. Jika muncul misalnya soal purnawirawan yang saling buat pernyataan seperti Wiranto atau Hendro Priyono serta purnawirawan lainnya, mereka itu sudah tidak aktif di militer sudah jadi warga negara biasa yang punya hak dipilih dan memilih dalam pemilu di Indonesia. Berbeda dengan Tentara aktif mereka memang harus menjadi kenetralan dalam pemilu," papar Salim yang sudah mengamati konflik di internal tentara lebih dari 30 tahun itu.

Sementara itu di tempat yang sama, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego berpendapat bahwa tidak ada istilah “jenderal hijau (agama) dan nasionalis”.

Menurut dia, istilah itu hanya dibuat oleh media massa pada era orde baru (Orba). “Sekarang tidak ada istilah kelompok jenderal hijau dan nasionalis. Dulu pernah ada, tapi yang buat kalangan wartawan. Bicara insitusi, tentara itu dididik untuk negara,” kata Indria.

Dia menambahkan, sebuah hal yang tak realistis jika istilah itu dimunculkan kembali menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres).

JAKARTA - Keberadaan purnawirawan di masing-masing kubu capres, membuat faksi di tingkat elit militer negeri ini kembali mencuat. Isu Jenderal Hijau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News