Tak Ada Indonesia Raya, Mengalun Lagu Ciptaan SBY
SBY Buka Turnamen Sepakbola HUT ke-65 TNI
Jumat, 24 September 2010 – 06:16 WIB
JAKARTA - Ribuan anggota TNI/Polri kemarin berkumpul di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, menyaksikan pertandingan antara PSAD (B) dan PS Bhayangkara (A). Pertandingan tersebut sekaligus membuka Turnamen Sepakbola dalam rangka HUT ke-65 TNI, yang berakhir hingga 3 Oktober mendatang. Sebagai tanda dimulainya turnamen, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan kick off. SBY yang kemarin mengenakan kaus warna merah putih, lantas menyalami 22 pemain yang akan bertanding. Dalam pertandingan kemarin, PSAD (B) menang tipis atas PS Bhayangkara (A) dengan skor 2-1. Pertandingan cukup seru, meski diguyur gerimis. Namun sayang, sebagian penonton dari TNI AL dan AU, yang timnya tak ikut bertanding, banyak meninggalkan tribun penonton saat tribun diguyur gerimis.
Dalam pembukaan turnamen kemarin, tak terdengar kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya. Saat presiden tiba, mengalun lagu berjudul "Selamat Berjuang", ciptaan SBY sendiri. Lagu berirama syahdu tersebut yang dinyanyikan artis Dea Mirella. Menseneg Sudi Silalahi tak mempermasalahkan tak dinyanyikannya lagu kebangsaan. "Kan bukan bertanding dengan negara lain," kata Sudi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono menyaksikan langsung dari tribun VIP, didampingi sejumlah menteri, Panglima TNI Djoko Santoso, dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Tutur hadir juga, Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo, Agum Gumelar, dan Arifin Panigoro.
Baca Juga:
JAKARTA - Ribuan anggota TNI/Polri kemarin berkumpul di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, menyaksikan pertandingan antara PSAD (B) dan PS Bhayangkara
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan