Tak Ada Kacamata, Plastik Kemasan Air Mineral Pun Jadi
Salah seorang pengunjung di TIM melihat fenomena gerhana matahari dengan kemasan plastik mineral. Foto: Ken Girsang/JPNN.com
Lambat laun, matahari makin naik. Akhirnya membentuk efek seperti bulan sabit, persis pukul 06.58 WIB. Suasana yang awalnya cukup cerah, terlihat seakan mendung. Hanya semburat oranye yang menerangi bumi. Peristiwa tersebut berlangsung sekitar 15 menit. Membuat ribuan masyarakat Jakarta, fokus menatap ke satu titik, ufuk timur.
Tak berapa lama, sinar matahari kembali cerah. Sebagian masyarakat mulai memilih untuk duduk-duduk di seputar TIM, sambil saling bercerita keunikan yang mereka lihat. Sementara sebagian lainnya memilih antre untuk dapat mengunakan teropong dengan menggunakan lensa berlapis milik planetarium.
"Senang om, kan bisa akhirnya bisa lihat gerhana matahari. Kata bu guru, gerhana baru ada puluhan tahun sekali," ujar seorang anak yang seakan enggan melepas kacamata filter miliknya. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ivan yang Suruh Siswa Menggonggong Dapat Kejutan dari Tahanan Polrestabes Surabaya
- Pengukuhan Kepengurusan KWP 2024-2026, Ariawan: Saatnya Bersinergi dan Berkolaborasi
- KPK Dalami Keterlibatan David Glen di Kasus TPPU Abdul Gani Kasuba
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Soal Jaksa yang Terlibat Judol Hanya Iseng-Iseng, Astaga!
- Pordasi Era Kepemimpinan Aryo Djojohadikusumo Siap Kirim Atlet ke Olimpiade LA 2028
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan