'Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret': Ajakan Merawat Indonesia dari Melbourne

"Ada juga yang tiba-tiba mengaku jadi pendeta ... juga bermunculan gereja di ruko-ruko dan sudah meng-kavling-kan siapa yang masuk surga dan neraka," katanya.
Jadi menurutnya, jika mereka pun menjadi mayoritas dan memiliki mental yang sama maka suasana seperti ini bisa jadi akan terjadi juga.
"Karenanya, bacalah dan bergaulah, kita akan lebih bisa memahani satu sama lain," ajak Yunarto.
"Saya yakin mau pileg dan pilpres-nya seperti bagaimana pun, kalau saling memahami maka akan saling mengenal saudara kita yang berbeda agama dan etnis lain."
Saatnya 'Move on'
Kepada warga Indonesia di Melbourne, Ganjar Pranowo mengingatkan kembali jika pemilu telah usai dan pemenang telah ditetapkan.
"Yang menang enggak usah sombong, yang kalah enggak usah marah, kita menatap masa depan bersama," katanya.
"Begitu juga follower-nya, sudah selesai kok, mari kita bersilaturahmi."
Ia juga mengajak agar mulai sekarang para pengguna jejaring sosial untuk lebih menuliskan kalimat-kalimat positif yang membanggakan dan bisa menyatukan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia