Tak Ada Mimbar, Wanita Pakai Jeans
Selasa, 26 Maret 2013 – 03:17 WIB
Semua penganut agama (dan yang tak beragama) bebas menjalankan ibadahnya. Bahkan difasilitasi oleh universitas.
Prof Thalal merupakan dosen studi Islam. Dia digaji sebagai dosen, juga pembina dan imam bagi komunitas muslim di universitas yang punya mahasiswa 5.828 orang itu.
Pada khotbahnya, Prof Thalal mengutip kisah Nabi Musa dan Hijir dalam surat Al-Kahfi (Gua). Tokoh asal Lebanon itu seperti mempertautkan Yahudi, Kristen dan Islam lewat kisah tentang Musa, tokoh penting yang amat dihormati dan diteladani pada ketiga agama samawi itu.
Berbeda dengan mesjid atau musholah pada umumnya. Ruang salat di MWP tak ada mimbar, juga tanpa mihrab (tempat imam memimpin salat). Saat khotbah Jumat, Prof Thalal berdiri di depan, bak orang hendak berceramah. Lalu dia memberi khotbah, seperti laiknya di mesjid di mana pun di dunia.
Hari itu, ada 21 jamaah pria dan 3 wanita. Tak ada pembatas antara tempat salat pria dan wanita. Ruangan polos. Pria salat di depan, wanita di saf (barisan) paling belakang.
PROFESOR Thalal mengatakan "jangan menghakimi orang berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang sendiri." Dengan wajah lembut tapi suara
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara