Tak Ada Tangisan Histeris Dalam Pemakaman Korban AirAsia QZ8501

Tak Ada Tangisan Histeris Dalam Pemakaman Korban AirAsia QZ8501
CEPAT TERIDENTIFIKASI: Korban atas nama Hayati Lutfiyah yang diserahkan ke keluarga (AFP Photo)

jpnn.com - SIDOARJO - Serah terima jasad korban kepada keluarga berlangsung cukup lama. Jenazah Hayati atau yang biasa disapa Fifi akhirnya tiba di rumah duka di Jalan Sawotratap, Gedangan, sekitar pukul 16.26. "Kami menunggu sejak pukul 10.00, tapi baru sekarang tiba," ujar Masykur, salah seorang keluarga korban. Kedatangan jenazah disambut keluarga.

Kedatangan jenazah istri Joko Suseno itu sontak membuat warga berbondong-bondong memadati kediaman ibu mertua Fifi yang juga menjadi korban dalam tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Mereka ikut membantu mengeluarkan jenazah dari mobil ambulans milik Polda Jatim. Tidak menunggu lama, jenazah disalati oleh keluarga.

Saat itu seluruh keluarga korban berkumpul. Meski tengah berkabung, mereka terlihat tabah. Tidak ada tangisan histeris seperti saat pertama keluarga tersebut mendapat kabar jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12). Mereka mengikuti prosesi pemakaman jenazah Hayati secara khidmat.

Pemakaman jenazah Hayati sempat terkendala hujan. Itu sebabnya pemakaman baru bisa dilaksanakan menjelang magrib, yaitu sekitar pukul 17.15 WIB.

Hayati merupakan salah satu anggota keluarga yang menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia. Tiga orang anggota keluarganya hingga kini belum ditemukan. Yaitu, Joko Suseno, 41, suami Hayati; Naura Kanita Rosada Suseno, 10, anak; dan Soemamik Sairan, 65, ibunda Joko. Mereka berempat ke Singapura dalam satu pesawat.

Agung Wahyu Darmono, adik Joko, menuturkan bahwa sebelum empat korban itu terbang ke Singapura, dirinya sempat bersama dengan ibunya, Soemamik. Bahkan, pada Sabtu pukul 17.30 (27/12), dia mengantar ibunya ke rumah Joko di Ketintang Baru Selatan. "Saya mengantar ibu dengan menggunakan sepeda motor. Waktu itu gerimis," jelasnya saat ditemui di rumah duka.

Dia juga tidak mempunyai firasat apa pun. Namun, sebelum mengantar sang ibu, Agung dipesan oleh Soemamik agar buku Yasin di kamar depan tidak dipindah. Dia pun mengattakan bahwa buku tersebut tidak akan dipindah dan tetap di tempatnya. Mendengar jawaban itu, Soemamik pun meminta diantar ke rumah Joko. (eko/did/gun/idr/lum/ayu/riq/c5/c4/c11/end)


SIDOARJO - Serah terima jasad korban kepada keluarga berlangsung cukup lama. Jenazah Hayati atau yang biasa disapa Fifi akhirnya tiba di rumah duka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News