Tak Ada Tempat Senyaman di Rumah Sendiri

Saat usianya 16 tahun dan merayakan acara keagamaan di sebuah kuil, gerilyawan menculik dan mengancam akan membunuhnya jika dia tidak bergabung.
Nades mengaku tugasnya di kelompok Macam Tamil adalah membantu keluarga gerilyawan yang sudah menikah dan mengatur persediaan makanan untuk para pejuang. Itu merukan posisi kepemimpinan dalam tentara Macan Tamil.
Pada tahun 2004 gerakan itu terbelah menjadi dua faksi.
“Saat mereka saling membunuh, saya memutuskan pergi karena sudah tak aman lagi di Sri Lanka,” ujarnya.
Akhirnya dia melarikan diri ke Qatar dan bekerja di showroom mobil.
Nades menceritakan saat dia kembali untuk menikah, polisi dan tentara Sri Lanka mengejarnya, sehingga orang tua tunangannya langsung membatalkan pernikahan dengan alasan dia adalah orang buruan.
Nades pun meninggalkan negara itu sekali lagi. Ketika mencoba pulang, dia diancam oleh polisi.
Ini kisah tentang sebuah keluarga pencari suaka yang nasibnya terkatung-katung di Australia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia