Tak Ada Tempat Senyaman di Rumah Sendiri

Walikota setempat pun ikut ambil bagian. Sekelompok perempuan melancarkan petisi bernama #HomeToBilo, mendesak Menteri Imigrasi saat itu, Peter Dutton, untuk menggunakan kewenangannya memberikan visa ke keluarga ini.
"Kami mengajukan tuntutan itu berdasarkan pertimbangan sosial dan ekonomi, sebagai kota pedalaman yang membutuhkan pekerja, dan Nedas yang sudah bekerja di pabrik daging sangat dibutuhkan," ujar Angela Fredericks, seorang pekerja sosial.
“Pertimbangan-pertimbangan ini masih tetap berlaku sekarang, tiga tahun setelah mereka dijemput," jelasnya.
Anak-anak mereka kekurangan makanan segar dan sinar matahari, sehingga gigi Tharnicaa mulai rusak.
Priya mengatakan Kopika mencabuti rambutnya sendiri.
Sejumlah pejabat pemerintah menyurat ke Menteri Imigrasi untuk campur tangan. Bahkan Departemen Imigrasi telah merekomendasikan sang menteri agar menerbitkan visa.
Ini kisah tentang sebuah keluarga pencari suaka yang nasibnya terkatung-katung di Australia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya