Tak Ada Tokoh Kalimantan di Kabinet Indonesia Maju, Begini Respons Lidya
jpnn.com, JAKARTA - Tokoh muda asal Kalimantan Barat, Lidya Sartono Natalia menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tidak adanya tokoh asal Kalimantan dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.
Lidya mengajak seluruh masyarakat Kalimantan untuk mengevaluasi keberpihakan Presiden Jokowi terhadap perhatiannya untuk Kalimantan.
“Momen penyerahan SK kepada para menteri yang akan membantu Bapak Jokowi di periode kedua ini, sebagai Putri Kalimantan saya mengajak seluruh masyarakat Kalimantan mengevaluasi keberpihakan Presiden Jokowi terhadap perhatiannya untuk Kalimantan,” kata Natalia di Jakarta, Kamis (24/10).
Lidya menambahkan sekiranya keberpihakan Jokowi tidak hanya dibanggakan sebatas perhatian pembangunan infrastruktur saja, akan tetapi bagaimana dengan keberpihakan beliau terhadap SDM Kalimantan dalam jajaran pemerintahan di tingkat pusat periode kedua ini.
Sebelumnya, lanjutnya, di Periode pertama sebagai masyarakat Kalimantan mengalah.
“Namun pada periode kedua ini, kami melihat kekosongan putra-putri Kalimantan dalam jajaran Kabinet Bapak Jokowi,” ungkap mantan Ketua Pengurus Pusat PMKRI ini.
Lebih lanjut, Lidya kembali mengingatkan bahwa saat ini Kalimantan sebagai Center Publik dan sebagai Calon Ibu Kota RI seperti yang sudah deklarasikan Presiden Jokowi pada 17 Agustus 2019 harus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Semoga Beliau tidak kesupen dengan Kalimantan dalam euvfrianya di periode kedua ini,” tegas Lidya.(fri/jpnn)
Tokoh muda asal Kalimantan Barat, Lidya Sartono Natalia menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tidak adanya tokoh asal Kalimantan dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Pemprov Jateng Telah Mengangkat 8.909 Guru Tidak Tetap jadi PPPK
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Kompolnas Temukan Fakta Ini di Lokasi
- Kombes Taufiq: 1.615 Personel yang Dikerahkan Sangat Siap Amankan Pilkada 2024 Riau
- Majelis Masyayikh Pengin Memastikan Pesantren Tak Hanya Bertahan, tetapi Berkontribusi
- Menaker Yassierli: Formula UMP 2025 Masih Dirumuskan
- Supriyani Divonis Bebas, PGRI: Kado Hari Guru Nasional