Tak Ada Toleransi bagi PNS yang Seperti Ini
jpnn.com - SEMARANG – Pemerintah sudah tidak bisa lagi mentoleransi pegawai negeri sipil (PNS) yang asal kerja. Setiap PNS saat ini dituntut untuk memberikan kontribusi kinerja yang jelas dan terukur kepada organisasinya.
“Dengan profesionalisme yang baik ini, akan terwujud standardisasi kompetensi sehingga untuk jabatan yang sama di berbagai daerah akan memiliki kualitas dan kapasitas yang setara,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi saat membuka Forum Komunikasi, Koordinasi, dan Konsultasi PANRB di Semarang, Kamis (28/4).
Dengan adanya standardisasi kompetensi tersebut, tidak ada lagi ketimpangan kualitas ASN antar pusat dan daerah, Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, Indonesia Bagian Barat dengan Bagian Timur, maupun antar kota dengan kabupaten. Kondisi ini memungkinkan setiap ASN ditugaskan di berbagai instansi dan wilayah Republik Indonesia sesuai dengan kebutuhan. Hal ini pada akhirnya ASN mampu menjadi perekat pemersatu bangsa demi tegaknya NKRI.
Oleh karena itu, Kementerian PAN-RB tengah membangun penguatan manajemen SDM Aparatur untuk meningkatkan profesionalisme ASN sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Menurut Menteri Yuddy, dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini, ASN harus berperan dan mampu mempengaruhi ekonomi ASEAN itu sendiri.
“Peran birokrasi harus mampu menjadi katalisator perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Setiap ASN harus mampu menjadi teladan di lingkungannya masing-masing untuk menyongsong berbagai perubahan,” katanya.
Berbagai langkah kebijakan telah ditempuh dan terdapat kemajuan yang telah dicapai, namun untuk mewujudkan pemerintah kelas dunia di Indonesia masih membutuhkan kerja keras yang sinergis dan berkelanjutan, khususnya dari lingkungan birokrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari The Global Competitiveness Report 2015-2016 (World Economic Forum) menempatkan daya saing Indonesia di peringkat ke-37 dari 140 negara. Jika dibandingkan dengan anggota ASEAN lainnya peringkat kita berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand yang secara terpisah masing-masing menduduki peringkat ke-2, ke-18 dan ke-32.
Selain itu, The Worlwide Governance Indicators menunjukkan bahwa nilai rata-rata indeks efektivitas pemerintahan Indonesia (Government Effectiveness) di tahun 2014 masih sangat rendah yaitu dengan nilai indeks – 0,01 dan berada di peringkat ke-85.
SEMARANG – Pemerintah sudah tidak bisa lagi mentoleransi pegawai negeri sipil (PNS) yang asal kerja. Setiap PNS saat ini dituntut untuk memberikan
- Arogansi Ivan Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Berujung Bui, Ini Pelajaran!
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas untuk Hadapi Kecurangan & Penyimpangan
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas dan Pengelolaan Risiko Demi Cegah Kecurangan
- Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Punya Kedekatan dengan Aparat? Kombes Dirmanto: Jangan Digiring
- 59 Menteri & Wamen Kabinet Merah Putih Sudah Lapor LHKPN
- Menyerang Brimob, Jaksa Agung Sedang Cuci Tangan di Kasus Timah dan Tom Lembong?