Tak Ada TPS di RSCM, Pasien dan Keluarga tak Nyoblos
jpnn.com - JAKARTA – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Nelson Simanjuntak menemukan tidak adanya Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, saat digelar pemungutan suara pileg, Rabu (9/4). Akibatnya, ratusan pasien dan keluarga yang mendampingi, tidak dapat menggunakan hak pilih.
Diketahui dari sekitar 600 pasien dan sejumlah keluarga yang mendampingi, namun hanya enam orang yang menyalurkan aspirasi politiknya di TPS di sekitar rumah sakit tersebut.
“Dari kunjungan ke RSCM, saya melihat tidak ada TPS khusus di sana. Demikian juga dari tiga TPS di sekitar RSCM, tidak ada satu pun yang berinisiatif secara mobile melakukan pemungutan suara ke dalam rumah sakit,” ujar Nelson di Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (9/4) malam.
Nelson, sangat menyayangkan kondisi itu. Apalagi, selain di RSCM, sejumlah rumah sakit di Yogyakarta dan Kalimantan Selatan, juga mengalami hal serupa.
Ia menduga, salah satu penyebab tidak adanya TPS khusus di RSCM, karena pada 2013 lalu, Direktur RSCM pernah melayangkan surat ke KPU DKI Jakarta. Isinya menyatakan penyelenggara pemilu tidak perlu membuat TPS khusus di RSCM, karena jumlah karyawan rumah sakit hanya sedikit.
“Mungkin itu yang jadi alasan. Selain itu dalam undang-undang juga tidak secara tegas mengatur perlunya dibangun TPS di rumah sakit. Jadi tidak ada perintah tersebut. Tapi tentu hasil temuan ini akan kita pelajari,” kata Nelson. (gir/jpnn)
JAKARTA – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Nelson Simanjuntak menemukan tidak adanya Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus di Rumah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Proses Penetapan Tidak Transparan, Dekot Se-Jakarta Ajukan Gugatan ke PTUN
- DPR-Pemerintah Sepakat BPIH 2025 Sebesar Rp 89,4 Juta, Turun Dibandingkan 2024
- Kubu Harun-Ichwan Minta MK Klarifikasi Soal Akun Ini
- Sahroni Minta Polisi Permudah Mekanisme Pelaporan Kasus, Jangan Persulit Korban
- Mardiono Jadikan Harlah ke-52 PPP Sebagai Momentum Bertransformasi Lebih Baik