Tak Aman, OSCE Batal Kunjungi Lokasi MH17
jpnn.com - GRABOVE - Sebelas hari berlalu sejak pesawat komersial milik maskapai Malaysia Airlines (MAS) celaka di Ukraina. Kemarin (27/7) tim forensik sukses mengidentifikasi korban pertama di antara total 298 korban tewas. Namun, tim polisi internasional membatalkan kunjungan ke lokasi kejadian karena gencatan senjata berakhir.
Pasukan Ukraina maupun anggota separatis pro-Rusia memang tidak menyentuh area tempat jatuhnya pesawat. Namun, pertempuran hanya berjarak 60 km dari wilayah itu. Letusan senjata maupun peledak masih berdentum-dentum di luar Kota Donetsk sehingga kawasan itu dianggap tidak aman.
Alhasil, Ukraina membatalkan kunjungan tim polisi tanpa senjata yang berasal dari berbagai negara tersebut. "Lokasi itu akan menjadi terlalu berbahaya bagi polisi internasional yang mengemban misi damai tersebut," kata Alexander Hug, wakil kepala tim pengawas Badan Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE), seperti dilansir Associated Press.
Pada saat bersamaan, pemerintah Malaysia akan mengirim puluhan polisi ke lokasi jatuhnya MH17 untuk melakukan investigasi. PM Malaysia Najib Razak mengatakan, sesuai dengan kesepakatan dengan pemimpin pemberontak Alexander Boradai pekan lalu, 68 personel polisi akan diberangkatkan ke Ukraina pada Rabu mendatang (30/7).
Najib mengatakan, Boradai mengizinkan campur tangan polisi internasional untuk memasuki kawasan jatuhnya pesawat. "Sejauh ini investigator kecelakaan udara internasional tak berhasil menerjunkan pasukan di wilayah jatuhnya MH17. Mereka gagal mengumpulkan bukti-bukti di tengah berlangsungnya kontak militer," tuding dia. (AFP/AP/hep/c10/na)
GRABOVE - Sebelas hari berlalu sejak pesawat komersial milik maskapai Malaysia Airlines (MAS) celaka di Ukraina. Kemarin (27/7) tim forensik sukses
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer