Tak Andalkan Fogging untuk Berantas Demam Berdarah
Jumat, 11 Januari 2019 – 16:03 WIB

Petugas pencegahan demam berdarah mempraktikkan penggunaan abate. FOTO : Jawa Pos
Perempuan 19 tahun itu mengalami pendarahan di lambung dan gusi. Berdasar data medis RSUD Ibnu Sina, trombosit terendah Alfiyah berada di 11 ribu. Padahal normalnya, 140.000 hingga 450.000.
Dokter lulusan Universitas Airlangga itu mengimbau agar masyarakat menerapkan 3M Plus. Tidak bergantung pada fogging. "Sebaiknya rajin-rajin melakukan 3M Plus. Yakni, menguras, mengubur, dan menutup. Sementara, plusnya usaha lain, seperti menggunakan obat nyamuk dan mengatur intensitas cahaya yang masuk ke rumah," tegasnya.
Ummi mengonfirmasi soal banyaknya pasien yang didiagnosis DB di Puskesmas Cerme. Sebetulnya, jumlah tersebut belum sepenuhnya positif. "Yang positif hanya empat di Puskesmas Cerme. Lainnya hanya suspect DB," imbuhnya. (son/c6/roz)
petugas pencegahan demam berdarah mempraktikkan penggunaan abate. Itu upaya pencegahan pertama. Abate ditaburkan di tempat penampungan air
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- DBD di Sumsel Sepanjang 2024 Mencapai 6.263 Kasus, 37 Orang Meninggal Dunia
- 1.243 Orang Positif Demah Berdarah di Sumenep
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Kasus DBD Tembus 88 Ribu, Lestari Moerdijat: Efektivitas Pencegahan Harus Ditingkatkan