Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata
Rabu, 25 Agustus 2010 – 07:07 WIB
Yang menarik, tiga petugas DKP itu kepada para wakil rakyat justru mementahkan laporan resmi tersebut. Mereka mengatakan tidak yakin dengan detail data-data tersebut. Alasannya, ketika ketegangan itu terjadi, geo positioning system (GPS) yang merupakan modal kuat klaim bahwa mereka berada di wilayah Indonesia dalam kondisi mati karena kehabisan baterai. Padahal, rekaman GPS yang menunjukkan posisi kapal tersebut sebenarnya bisa menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk berdiplomasi dengan Malaysia.
"Tapi, saya yakin betul itu berada di wilayah Indonesia karena hanya 30 menit perjalanan dari pantai," terang Seivo.
Apa yang terjadi kemudian berbalik. MPM justru menangkap tiga petugas DKP itu. Tiga rekan mereka berhasil melarikan diri kembali ke Batam dengan membawa tujuh nelayan Malaysia yang melanggar batas perairan tersebut.
Pada saat itu, polisi Malaysia sempat menghubungi atasan ketiga petugas itu, Hermanto, via handphone. Namun, mereka tidak tahu apa yang dibicarakan karena Hermanto yang berada di kapal bersama tujuh nelayan Malaysia terlebih dahulu menuju ke Batam.
Penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau (DKP Kepri) oleh Marine Police Malaysia (MPM) menimbulkan kontroversi. Karena
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408