Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata

Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata
Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam, Erwan, Asriadi dan Seivo Wewengkang saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR, Selasa (24/8). Foto : M Ramli/Jawa Pos
 

Keadaan itu terjadi hingga Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Happy Simanjuntak datang untuk bernegosiasi membebaskan mereka pada Minggu sore.

 

Selama dalam tahanan, Seivo menekankan, polisi Malaysia tidak melakukan kekerasan fisik. Meskipun, interogasi sempat dilakukan dengan nada yang keras. Namun, pernyataan itu dimentahkan dengan fakta bahwa kepala Asriadi terluka di kepala ketika dipulangkan ke Batam. Tapi, Asriadi membantah bahwa luka di kepala itu akibat pukulan atau penyiksaan petugas Malaysia. Dengan nada datar, Asriadi mengatakan bahwa kepalanya terluka karena terbentur dinding kapal saat ditangkap.

 

"Itu murni kecelakaan. Waktu kapal dalam kondisi gelap dan saat kami digiring ke kapal, saya menjatuhkan diri dan terbentur. Saat saya raba, kepala saya berdarah, lalu saya ikat," ujar Asriadi.

 

Keesokan harinya, ketiga petugas DKP itu dibawa ke kantor kejaksaan dan di sana dibacakan surat penahanan di Mahkamah Malaysia. Padahal, penangkapan tersebut terjadi di perairan Indonesia. Mereka hanya bisa menanti dibebaskan dan dijemput oleh perwakilan pemerintah Indonesia.   

Penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau (DKP Kepri) oleh Marine Police Malaysia (MPM) menimbulkan kontroversi. Karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News