Tak Berdayanya Pekerja Asing di Australia

Krisis pencurian upah
Kisah Kim biasa terjadi di kalangan mahasiswa dan backpacker internasional di Australia.
Satu dari tiga orang dibayar setengah dari upah minimum legal di Australia, demikian menurut penelitian Universitas New South Wales (UNSW) dan University of Technology Sydney (UTS).
Para peneliti mensurvei lebih dari 4.000 orang yang telah bekerja di Australia dengan visa sementara.
Meskipun kisah mengerikan dari pekerja bukanlah hal baru, namun penelitian ini mengungkapkan terjadinya tingkat pencurian upah di seluruh wilayah.
Pengajar hukum di UTS, Dr Laurie Berg, yang menulis laporan penelitian ini menjelaskan untuk pertama kalinya pencurian upah tidak terbatas pada kewarganegaraan atau wilayah kerja tertentu.
"Sebenarnya ada kelas pekerja sementara yang tidak terlihat di negara ini dan mereka terdiri dari mahasiswa internasional dan backpacker yang dibayar jauh di bawah upah minimum," katanya.

Clint Jasper
"Mayoritas di antaranya percaya bahwa orang lain dengan visa yang sama juga berpenghasilan kurang dari upah minimum sehingga mereka tidak melihat peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik," kata Dr Berg.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya