Tak Berdayanya Pekerja Asing di Australia
Krisis pencurian upah
Kisah Kim biasa terjadi di kalangan mahasiswa dan backpacker internasional di Australia.
Satu dari tiga orang dibayar setengah dari upah minimum legal di Australia, demikian menurut penelitian Universitas New South Wales (UNSW) dan University of Technology Sydney (UTS).
Para peneliti mensurvei lebih dari 4.000 orang yang telah bekerja di Australia dengan visa sementara.
Meskipun kisah mengerikan dari pekerja bukanlah hal baru, namun penelitian ini mengungkapkan terjadinya tingkat pencurian upah di seluruh wilayah.
Pengajar hukum di UTS, Dr Laurie Berg, yang menulis laporan penelitian ini menjelaskan untuk pertama kalinya pencurian upah tidak terbatas pada kewarganegaraan atau wilayah kerja tertentu.
"Sebenarnya ada kelas pekerja sementara yang tidak terlihat di negara ini dan mereka terdiri dari mahasiswa internasional dan backpacker yang dibayar jauh di bawah upah minimum," katanya.
"Mayoritas di antaranya percaya bahwa orang lain dengan visa yang sama juga berpenghasilan kurang dari upah minimum sehingga mereka tidak melihat peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik," kata Dr Berg.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata