Tak Bisa Kembali ke Australia, Pemegang WHV Asal Indonesia Merasa Dirugikan
Photo: Beberapa pemegang WHV 'terjebak' di Indonesia karena Australia menutup perbatasannya sejak 20 Maret 2020. (Koleksi Sri Ernawati)"[Ketika bekerja di farm] saldo itu bukannya bertambah, tapi minus karena dipotong sama uang pesawat [untuk ke tempat lain] dan biaya sewa, [saat] tidak ada pekerjaan atau low season."
Belum lagi menghitung biaya pengajuan visa yang ia keluarkan pada bulan Desember tahun lalu, sebesar AU$479, atau hampir Rp 5 juta.
Yesica juga terpaksa menunda rencananya untuk membuka bisnis di Pontianak, akibat tidak jadi ke Australia.
"Kami masih mengharapkan dapat ke Australia. Karena untuk membuka usaha pun tidak siap," kata Yesica yang berumur 26 tahun.
Ia mengatakan pandemi COVID-19 telah mengacaukan rencananya tahun ini.
Photo: Pemegang WHV yang bekerja di sektor pertanian mengaku lebih banyak mengeluarkan biaya dibanding menghasilkan uang saat musim sedang sepi. (Koleksi Sri Ernawati)"Planning [rencana] saya kacau sekali. Rencananya Juni menikah dan langsung ke Australia sama suami, tapi harus mundur sampai tahun depan."
Sri Ernawati adalah pemegang 'Work and Holiday Visa' tahun kedua yang saat ini berada di rumahnya di Pontianak, Kalimantan Barat, sedang menunggu apakah ia bisa kembali ke Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata