Tak Bisa Kembali ke Australia, Pemegang WHV Asal Indonesia Merasa Dirugikan

"[Ketika bekerja di farm] saldo itu bukannya bertambah, tapi minus karena dipotong sama uang pesawat [untuk ke tempat lain] dan biaya sewa, [saat] tidak ada pekerjaan atau low season."

Belum lagi menghitung biaya pengajuan visa yang ia keluarkan pada bulan Desember tahun lalu, sebesar AU$479, atau hampir Rp 5 juta.
Yesica juga terpaksa menunda rencananya untuk membuka bisnis di Pontianak, akibat tidak jadi ke Australia.
"Kami masih mengharapkan dapat ke Australia. Karena untuk membuka usaha pun tidak siap," kata Yesica yang berumur 26 tahun.
Ia mengatakan pandemi COVID-19 telah mengacaukan rencananya tahun ini.
"Planning [rencana] saya kacau sekali. Rencananya Juni menikah dan langsung ke Australia sama suami, tapi harus mundur sampai tahun depan."

Sri Ernawati adalah pemegang 'Work and Holiday Visa' tahun kedua yang saat ini berada di rumahnya di Pontianak, Kalimantan Barat, sedang menunggu apakah ia bisa kembali ke Australia
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'