Tak Cukup Pendekatan Keamanan
Kamis, 11 Maret 2010 – 01:20 WIB

TKP - Rumah Dokter Fauzi, di Gang Asem, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, TKP dua teroris yang tertembak Densus 88, Rabu (10/3). Fotot: Mustafa Ramli/Jawa Pos.
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terhadap penanganan terorisme yang terjadi di Indonesia. Meski Polri sekali lagi telah berhasil menggulung salah satu gembong teroris, PBNU menilai bahwa penanganan terorisme tidak bisa dilakukan dengan pendekatan keamanan semata. Bagdja mengemukakan hal itu, menanggapi keberhasilan Polri menyergap kelompok teroris di lokasi latihan mereka di Aceh Besar dan di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Di mana pada penyerangan di Banten, salah seorang buron teroris, Dulmatin, akhirnya dipastikan tewas tertembak timah panas Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
"Dalam aspek pencegahan, tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan keamanan. Pasalnya, pendekatan keamanan akan menimbulkan kekerasan baru dan korban terus berjatuhan," kata Ahmad Bagdja, Ketua PBNU, kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (10/3).
Menurut Bagdja, matinya gembong teroris ternyata malah memunculkan sejumlah aliansi teroris lain. Ini membuktikan bahwa penanganannya tidak cukup dengan pendekatan keamanan. Sebab katanya, pendekatan yang terjadi dan dikedepankan adalah aksi kekerasan demi memerangi teroris itu. "Ini menimbulkan banyak korban, juga melahirkan trauma dan rasa takut masyarakat," jelasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terhadap penanganan terorisme yang terjadi di Indonesia. Meski Polri sekali lagi telah
BERITA TERKAIT
- Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci: Penyambutan Thudong adalah Simbol Persatuan Umat
- Aturan Blending BBM Jelas dan Legal, Penyidikan Harus Transparan
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban
- PT Indo RX Apresiasi Putusan Lembaga Arbitrase Jerman
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- LPSK Turun Tangan di Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Mantan Rektor UNU Gorontalo