Tak Cuma Soal Honorer K2, MenPAN-RB juga Terima SMS Perselingkuhan

Tak Cuma Soal Honorer K2, MenPAN-RB juga Terima SMS Perselingkuhan
MenPAN-RB, Yuddy Chrisnandi. Foto: istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Sudah risiko pejabat ketika memberikan nomor ponselnya ke publik dengan tujuan ingin memudahkan masyarakat dalam mengadu, malah disalahgunakan oleh oknum tertentu.

Terbukti, sejak nomor ponsel Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Yuddy Chrisnandi diinfokan kepada publik 29 Oktober, hingga 10 November sudah ada 970 SMS yang masuk.

Menurut Kabag Pengaduan dan Pelayanan Informasi KemenPAN-RB Nurhasni, dari 970 SMS itu bermacam-macam masalah diutarakan masyarakat. Mulai dari masalah tanah, banjir di Jakarta, tanah, perselingkuhan, honorer tertinggal, moratorium, dan lain-lain.

"Namun dari 970 SMS pengaduan itu paling banyak menanyakan masalah honorer K2, sekitar 70 persen yang menanyakan masalah itu," ungkap Nurhasni di kantornya, Senin (10/11).

Selain pengaduan, di nomor ponsel MenPAN-RB itu masuk juga apresiasi kepada sang menteri. Namun tidak sedikit juga yang mencacimaki menteri asal Cirebon itu. 

"Yang memuji Pak Menteri banyak, tapi ada juga yang mencacimaki. Nah yang mencacimaki ini langsung kita tolak dan tidak kita proses lanjut," tegasnya.

Dia menyebutkan, dari 970 pengaduan tersebut, 308 sudah diproses, yang sedang diproses 64, sisanya dialihkan ke UKP4 dan TP 5000. Masyarakat pun diminta bersabar jika pengaduannya belum ditindaklanjuti karena KemenPAN-RB memverifikasi seluruh laporan yang masuk untuk kemudian memilah-milahnya.

"Kalau laporan itu berkaitan dengan KemenPAN-RB akan kita tangani langsung, kalau bukan diserahkan ke UKP4. Itu sebabnya bagi masyarakat yang ingin menyampaikan pengaduannya, sebaiknya isi aduannya harus jelas dan menyertakan alamat email agar bisa ditindaklanjuti lewat email juga," paparnya. (esy/jpnn)


JAKARTA - Sudah risiko pejabat ketika memberikan nomor ponselnya ke publik dengan tujuan ingin memudahkan masyarakat dalam mengadu, malah disalahgunakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News