Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Rabu, 11 November 2009 – 04:05 WIB
![Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas](https://cloud.jpnn.com/photo/uploads/berita/dir11112009/img11112009537731.jpg)
AHLI - Reza Indragiri Amriel MCrim (Forpsych), Ketua Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara dan pengajar PTIK yang menekuni ilmu psikologi forensik termasuk pemeriksa kebohongan. Foto: Ridlwan/Jawa Pos.
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan dugaan kasus suap ke pimpinan KPK. Benarkah alat tersebut tak sepenuhnya akurat? Simak penjelasan Reza Indragiri, dosen yang belajar khusus alat itu hingga ke Australia.
Laporan RIDLWAN HABIB, Jakarta
SEORANG pria berkacamata berjalan santai di ruang admisi Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta. Dia disambut dua gadis belia berambut panjang. "Halo, Mas," sapa dua gadis itu dengan akrab. Yang disapa membalas dengan senyum ramah.
Pria ramah yang disapa itu adalah Reza Indragiri Amriel MCrim (Forpsych), dosen di kampus itu sekaligus Ketua Jurusan Psikologi Universitas Binus. Dua gadis yang menyapa tersebut adalah mahasiswinya.
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah