Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Rabu, 11 November 2009 – 04:05 WIB
"Saya memang kurang suka dipanggil Pak. Di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), mahasiswa saya juga panggil saya Mas," kata Reza kepada media grup JPNN, yang menunggu di deretan sofa kantor sejuk itu.
Selain di Kampus Binus, Reza juga mengajar di PTIK. "Saya diminta membantu di PTIK sejak Pak Farouk Muhammad (mantan Gubernur PTIK)," jelasnya.
Reza adalah Master Psikologi Forensik pertama dan satu-satunya di Indonesia. Gelar MCrim (Forpsych) di belakang nama pria kelahiran Desember 1974 tersebut diperoleh dari University of Melbourne, Australia. "Untuk spesialisasi ini, setahu saya di Indonesia memang belum ada temannya. Saya sedang berencana ambil doktor di bidang yang sama," ujarnya.
Psikologi forensik merupakan cabang ilmu psikologi yang membicarakan tentang korban dan aktor kejahatan untuk kepentingan criminal justice system (penegakan hukum). Salah satu keahliannya adalah mendeteksi sifat, perilaku, serta kepribadian penjahat. "Termasuk, belajar seluk-beluk lie detector (alat pendeteksi kebohongan). Saya belajar itu sejak 2002 di Australia," ungkapnya.
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408