Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Rabu, 11 November 2009 – 04:05 WIB
Alat lain disebut galvanic skin resistance (GSR). Alat itu juga disebut pencatat aktivitas elektro-dermal yang mengukur dari keringat di ujung jari. Dipasang di ujung jari karena merupakan daerah yang paling berpori pada tubuh. "Ada juga alat yang mengukur suhu tubuh," ujarnya.
Berdasar informasi yang dimiliki Reza, Mabes Polri menggunakan alat buatan Amerika Serikat. "Untuk teknik pemeriksaannya, mereka mengambil dari Australia," ucap mantan diplomat Deplu yang memilih resign (mundur) untuk menekuni ilmu psikologi forensik itu.
Dia pun menjelaskan, di awal pemeriksaan, petugas akan memberi pertanyaan-pertanyaan mudah, sederhana dan jawabannya pasti. "Itu disebut control question. Misalnya, namanya siapa, ini warna apa, atau ini handphone atau bukan," jelasnya sambil mengambil ponsel pewawancara.
Pertanyaan itu diberikan agar petugas mendapat data awal sebagai pembanding. Saat menjawab, alat-alat yang dipasang di seluruh tubuh akan merekam dalam bentuk grafik di komputer.
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408