Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Rabu, 11 November 2009 – 04:05 WIB
Apakah tes tersebut bisa dikelabui? Menurut Reza, kemungkinannya sangat besar. "Pada 1970-an, CIA pernah dilanda skandal agen ganda. Bertahun-tahun diperiksa dengan lie detector, lolos terus. Baru pada awal 1980 tertangkap tangan bahwa Amesh, agen itu, adalah double agent Soviet," jelasnya.
Orang yang cerdas dengan emosi stabil juga mudah lolos lie detector. Demikian pula orang dengan kondisi anhedonia. "Orang anhedonia adalah kondisi perasaan yang tumpul atau tidak bisa merasakan perubahan emosi. Kalau tipe itu diperiksa dengan lie detector, pasti lolos," katanya.
Sebaliknya, orang yang impulsif juga bisa mengelabui hasil. "Tipe impulsif sangat reaksional. Perubahan emosinya tinggi. Jadi, ditanya sesuatu yang ringan saja, emosi mudah muncul. Akibatnya, grafik pencatat naik turun dengan ekstrem," ucapnya.
Orang yang sering diperiksa dan berkali-kali dicek dengan lie detector juga akan mengalami desensitisasi. "Tidak lagi responsif pada alat. Hasilnya datar," tuturnya.
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408