Tak Ingin Tapi Mungkin

Tak Ingin Tapi Mungkin
Moh Mahfud MD. Foto : Arundono W/JPNN

Memasuki dua periode kepemimpinan Anda di MK, apa keinginan Anda ke depan untuk lembaga pengawal konstitusi ini?



Tugas kehakiman itu sebenarnya tetap, sehingga tidak ada program peningkatan dari tahun ke tahun. Sebab itu tidak ada target ke depannya. Target saya mempertahankan apa yang sudah dicapai, yaitu independensi pengadilan, putusan yang tidak memihak, serta transparansi sehingga dapat dikontrol baik dari sisi administrasinya maupun etika dan moralitas hakim.


Setiap orang memiliki cita-cita dalam hidupnya, apa semua cita-cita Anda sudah tercapai ?


Enggak. Saya merasa semua yang saya citakan itu sudah diberikan Tuhan jauh melebihi yang saya impikan. Sehingga saya katakan dalam istilah hukum, saya sudah mendapat ultra petita (putusan yang tidak diajukan dalam gugatan,red). Saya sendiri merasa mendapat ultra petita cita-cita, karena dulu saya hanya ingin jadi guru agama, makanya saya sekolah di pesantren dan sekolah agama.

Sesudah saya SMA saya ingin jadi hakim, lalu saya masuk sekolah pendidikan hakim (Pendidikan Hakim Islam Negeri setingkat SLTA). Sesudah saya jadi mahasiswa, saya ingin menjadi dosen karena saya melihat dosen itu kok pinter. Semuanya sudah saya dapatkan malah diberi jauh daripada itu dengan jabatan yang sudah saya dapatkan. Jadi semua yang saya cita-citakan itu sudah diberi Tuhan.

SOSOK yang satu ini dikenal sebagai sosok egaliter, sering ceplas-ceplos dan tak pandang bulu. Komentarnya di media sering membuat banyak pihak tersengat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News