Tak Ingin Terjerumus seperti Akil Mochtar

Sebagai hakim di MK, Hamdan mengaku mempunyai doa khusus agar tugas-tugasnya lancar dan terhindar dari fitnah. Dengan doa tersebut, Hamdan berharap dapat menjalani masa-masa menjadi ketua MK hingga akhir jabatannya dengan selamat.
’’Doa saya, masuk dengan selamat, keluar juga dengan selamat. Kehormatan itulah yang paling saya jaga,” bebernya.
Bagi Hamdan, menjadi hakim konstitusi bukanlah pekerjaan yang enteng. Menurut dia, godaan menjadi hakim jauh lebih besar daripada pekerjaan lain karena terkait dengan nasib seseorang. Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya konsistensi dalam memegang teguh kode etik hakim agar tidak terjerumus kepada perbuatan yang merugikan banyak pihak. Seperti yang dialami pendahulunya, Akil Mochtar.
’’Bagi saya jadi hakim itu yang paling penting dan utama serta pertama adalah lurus dan jujur. Kedua, kita harus memahami hukum dan tahu kasusnya dengan benar,’’ kata dia.
Dalam memutus perkara, Hamdan juga mengatakan bahwa dirinya selalu menggunakan pengetahuan dan keyakinan. Menurut dia, apabila seorang hakim memutus suatu perkara dengan keyakinan yang benar dan ternyata keputusannya tetap salah, maka dirinya tetap mendapatkan satu kebaikan.
’’Salah atau benar putusan itu kalau sudah dikeluarkan dengan kejujuran dan keyakinan serta hukum yang benar, masih dapat satu pahala menurut agama Islam. Saya tidak peduli apa kata orang,” tandasnya lantas tertawa. (*/ari)
Mahkamah Konstitusi (MK) punya nahkoda baru, menyusul dipecatnya Akil Mochtar, tersangka kasus suap Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Ketua
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu