Tak Keberatan Dijuluki si Pembawa Kabar Bencana
jpnn.com - SUTOPO Purwo Nugroho. Setiap kali ada bencana, nama Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu sering muncul di setiap pemberitaan media massa nasional dan daerah.
Sampai-sampai dia dijuluki "si pembawa kabar bencana" oleh sejumlah jurnalis media massa.
Menjadi seorang yang berkecimpung dengan bidang humas sebenarnya bukan impian dari pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu. Ia justru bercita-cita ingin jadi guru dan dosen. Namun, hatinya terketuk untuk berkecimpung ke masalah bencana.
Doktor (S3) Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB Bogor itu bahkan mulai belajar menulis berita sendiri layaknya seorang jurnalis agar bisa berbagi informasi pada masyarakat melalui media massa.
Saat ditemui JPNN di ruang kerjanya lantai 4 Gedung BNPB, Jakarta Pusat Sutopo tampak masih sibuk mengecek BlackBerrynya yang terus berdering menerima pesan dari wartawan dengan beragam pertanyaan. Di ruangan ukuran sedang yang berisi 3 tiga rak buku tinggi itu lah Sutopo mengetik berita tentang bencana. Banyak buku yang ia baca.
Salah satunya buku tentang komunikasi dan media massa. Di meja kerjanya ada beberapa tumpukan koran nasional dan tumpukan tinggi map berisi laporan bencana alam dari berbagai daerah.
Panggilan jiwa untuk berbagi kabar bencana ini pula yang membuat Sutopo harus mengambil keputusan besar dalam karirnya. Dengan latar keilmuannya di bidang geografi fisik, hidrologi, dan pengelolaan lingkungan Sutopo memilih tetap mengembangkan karir kehumasannya dan melepas gelar profesor yang sudah siap diraihnya.
Jika bersedia meninggalkan BNPB, maka mahasiswa teladan dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini akan mendapatkan gelar profesor tersebut. Tetapi, itu tidak Sutopo lakukan. Hingga saat ini, ia masih menikmati menulis kabar bencana, dan memilih meninggalkan kesempatan meraih gelar tersebut. Ia berat meninggalkan BNPB.