Tak Keberatan Dijuluki si Pembawa Kabar Bencana

Tak Keberatan Dijuluki si Pembawa Kabar Bencana
Sutopo Purwo Nugroho di ruang kerjanya, Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (18/12). Foto: Ricardo/JPNN

Dalam kejadian bencana, kami tidak mungkin menunggu data harus lengkap semua baru dikirim informasinya. Jadi kadang salah sedikit tetap kami kirimkan dulu pada wartawan. Namanya bencana masa panik. Nanti setelah itu baru kami update terus.

Bencana datang tidak kenal waktu, punya waktu libur?

Bencana bisa terjadi kapan saja. Anehnya hampir setiap Sabtu-Minggu. Saya yakin teman-teman wartawan susah cari informasinya. Ya udah saya buat. Saya enggak pernah libur. Ini saya boleh bilang, harus hobi, harus panggilan jiwa. Media kan klien saya, mereka bisa membutuhkan saya kapan saja. Media kan mampu membantu kesiapsiagaan masyarakat saat bencana. Saya sejak jadi PNS ndak pernah cuti. Kalau Lebaran, pas ada bencana ya tetap saya carikan datanya.

Saya kadang kalau lama enggak broadcast malah dicari wartawannya. 'Pak, ada berita apa, pak sakit ya atau di luar negeri? Kok enggak pernah broadcast'. Ada juga wartawan yang marah ke saya, dikiranya saya menghapus kontak BBMnya. Saya bilang, itu karena handphone saya rusak. Ringtone handphone saya kencangkan sampai full volume, 10 jadi kalau ada yang hubungi saya bisa segera respon.

Cuma kadang wartawan jadi manja juga. Waktu banjir di Jakarta, saya sendirian. Harusnya humas lain juga, bukan hanya BNPB. Tapi wartawan kan tanya ke saya semua. Ada yang nulis tangggul di Pluit jebol. Tapi mereka belum sampai ke tempat kejadian. Padahal belum lihat sendiri. Itu saya cek dulu. Ternyata enggak ada. Lalu tanya, ada penangkaran buaya lepas, gimana pak. Lalu tanya lagi, orang-orang kaya waktu banjir ninggalin anjing di rumahnya, apa yang dilakukan BNPB? Wah saya sampai bingung, masa urusan ini BNPB juga.

Lalu ada yang tanya korban meninggal berapa mau kasih bantuan, saya kasih datanya. Tapi ada yang tanya juga, ini korban meninggal dikubur di mana, lho ya mana saya tahu kuburannya. Kalau keluarga korban ada yang saya tahu.

Pernah keluarga mengeluh dengan kesibukan Anda ini?

Awalnya keluarga complain. Tapi setelah itu mengerti. Anak dan istri saya juga terima kok broadcast berita bencana dari saya.
Kalau pun kebetulan libur tanggal merah saya lebih senang pergi sama keluarga, atau baca buku.
Saya diajakin teman belajar golf, saya enggak bisa e. Ngapain mukul bola, terus dicari bolanya. Saya senangnya nonton. Nonton film action, saya copy dari laptop teman. Satu film bisa nonton lima kali. Bukan karena apa, tapi karena saya tinggal tidur terus. Kalau ngantuk, saya berhenti. Besok lanjut lagi. Ya gitu saja.

SUTOPO Purwo Nugroho. Setiap kali ada bencana, nama Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News