Tak Kompak di Pilgub Jatim, Koalisi Gerindra-PKS-PAN Bubar

jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra dikabarkan telah memutuskan berkoalisi dengan PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim). Dengan demikian, partai pimpinan Prabowo Subianto itu mengusung Saifullah Yusuf sebagai calon gubernur Jatim.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Nizar Zahro pun mengakui soal keputusan partainya mengusung Saifullah. "Iya benar, sesuai apa yang disampaikan ketua DPD Partai Gerindra Jatim bahwa kami mendukung Gus Ipul (panggilan akrab Saifullah Yusuf, red) di Pilgub Jatim," kata Rabu (10/1).
Nizar pun tak mempersoalkan jika Gerindra tak menyodorkan kadernya sebagai pendamping Gus Ipul. Dia menghormati jika akhirnya Gus ipul menggandeng kader PDIP Putu Guntur Soekarno sebagai calon wakil gubernur Jatim.
Gerindra, kata Nizar, justru akan mengamankan keputusan itu. “Itu keputusan bulat, kami siap otomatis untuk memenangkan di Pilgub Jatim," ujarnya.
Dia menjelaskan, tiga partai politik yakni PAN, PKS dan Partai Gerindra sudah mengambil sikap masing-masing di Pilgub Jatim. PKS lebih dulu merapat ke Saipullah Yusuf, sedangkan PAN mendukung Khofifah.
Gerindra akhirnya merapat ke Gus Ipul. Karena itu Nizar menegaskan, tiga partai itu sudah tidak mungkin lagi membentuk poros baru. "Poros baru ini sudah tidak memungkinkan, sehingga akhirnya mengambil kesepakatan untuk berjalan masing-masing," pungkasnya.(boy/jpnn)
Partai Gerindra dikabarkan telah memutuskan berkoalisi dengan PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mengusung Gus Ipul di Pilgub Jawa Timur.
Redaktur & Reporter : Boy
- 4 Sekolah Rakyat Dibangun di Jateng, Dana & Guru Disiapkan Pemerintah Pusat
- Peneliti BRIN Dorong Publik Mendukung Agenda 'Bersih-Bersih' di Era Prabowo
- Blusukan di Bekasi, Prabowo Buka Puasa Bareng Korban Banjir
- Konon, Kopdes Merah Putih jadi Upaya Revolusioner Demi Menguatkan Ekonomi Rakyat
- Bersepatu Bot, Prabowo Datangi Korban Banjir di Bekasi, Lihat
- Prabowo Penuhi Unsur Keterbukaan saat Bertemu Konglomerat, Beda dengan Jokowi yang Tertutup