Tak Kompetitif, RNI Tutup Dua Pabrik di Cirebon
jpnn.com - JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) pada tahun 2015 akan menutup dua pabrik gula di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Penutupan pabrik ini disebabkan karena sudah kalah bersaing dengan gula impor yang banyak beredar di pasaran.
"RNI tahun depan akan menutup dua pabrik di Cirebon, karena tidak kompetitif lagi. Basis tanaman tebu juga sudah mulai berkurang," ungkap Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro di kantornya, Kamis (26/6).
Menurut Ismed, masuknya gula impor di pasar-pasar tradisional Cirebon menjadikan harga gula lokal anjlok dan penjualannya tidak menguntungkan bagi produsen gula.
Selain itu, banyaknya gula rafinasi yang beredar di pasaran dan dibarengi dengan kurang tegasnya Pemerintah dalam mendukung perkembangan industri gula nasional, membuat produsen gula kesulitan.
"Sekarang gula rafinasi di Cirebon Rp 8.100 per kilogram, sementara harga gula di Kemenetrian Perdagangan mematok Rp 8.500 per kg, siapa yang mau beli. RNI dilarang jual di bawah itu, tapi di pasar gula rafinasi itu lebih murah, jadi tidak connect regulasi dengan pasar," beber Ismed.
Karenanya, dia berharap pemerintahan yang baru nanti dapat membuat sebuah kebijakan yang dapat membunuh para mafia impor gula, yang selama ini mengancam para petani tebu.
"Kami berharap keberpihakan kementerian terkait ke depan penting bagi para petani tebu. Sebab, tanpa ada kebijakan konkrit, dipastikan pabrik gula BUMN akan mengalami kerugian besar di 2015. Artinya pemerintah tidak bisa berharap ke BUMN sebagai penyangga pangan terutama gula," tandas Ismed. (chi/jpnn)
JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) pada tahun 2015 akan menutup dua pabrik gula di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Penutupan pabrik ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SPSL Berhasil Memenuhi Sertifikasi Halal pada Layanan Logistik & Cold Storage
- Alhmadulillah, Utang-Utang UMKM di Sumsel yang Macet Akan Dihapus
- Awal Tahun Harga Cabai Rawit Merah Meroket jadi Rp 117 Ribu Per Kilogram
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun