Tak Kuat Menahan Sentimen Negatif, Rupiah Hari Ini Loyo
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kurs rupiah hari ini diproyeksi melemah.
Pasalnya, pelaku pasar yang mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat.
Rupiah hari ini dibuka melemah 37 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp 14.240 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.203 per USD.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap USD hari ini karena pasar mengantisipasi rilis data inflasi konsumen AS pada Agustus yang akan dirilis besok malam," kata Ariston saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, data kemungkinan akan menunjukkan tingkat inflasi AS masih meninggi yang membuka peluang tapering pada akhir tahun oleh The Fed.
Pada akhir pekan lalu, data inflasi produsen AS Agustus masih menunjukkan kenaikan 8,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan sebelumnya 7,8 persen.
Selain itu, salah satu pejabat The Fed pimpinan area Cleveland Loretta Mester pada Jumat (10/9) malam mendukung kebijakan tapering diberlakukan pada akhir tahun ini.
"Namun di sisi lain, membaiknya kasus COVID-19 di Tanah Air dibandingkan negara tetangga, bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kurs rupiah hari ini diproyeksi loyo.
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin
- Rupiah Ambruk 63 Poin, Prabowo Diminta Segera Berbenah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500