Tak Kunjung Dilantik Jadi Pimpinan MPR, Tamsil Linrung Korban Politik Rendahan?

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati politik dan pemilu Ray Rangkuti menilai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Tamsil Linrung telah menjadi korban praktik politik yang tidak sehat di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Menurut Ray, semestinya Tamsil sudah dilantik menjadi wakil ketua MPR dari unsur DPD jika tidak ada politisasi terhadap senator asal Sulawesi Selatan (Sulsel) itu.
“Sulit diabaikan adanya kepentingan politik pimpinan MPR untuk pelantikan wakil ketua yang baru,” ujar Ray, Senin (10/4).
Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia itu menyebut aturan soal penggantian pimpinan MPR sangat mudah dipahami.
Menurut Ray, para ahli hukum tata negara pun sudah menyampaikan masukan agar Tamsil Linrung segera dilantik menjadi wakil ketua MPR.
Namun, hingga kini Tamsil tak kunjung dilantik menjadi wakil ketua MPR untuk menggantikan Fadel Muhammad.
Ray menduga ada upaya-upaya untuk terus mengganjal pelantikan Tamsil dengan memanfaatkan berbagai celah.
“Karena kepentingan jangka pendek dalam konteks politicking itu, aturan dicari-cari celahnya, diutak-atik untuk kepentingan jangka pendek. Ini cara berpolitik rendahan,” ujar Ray.
Pada Agustus 2022, Sidang Paripurna DPD memilih Tamsil Linrung sebagai pengganti Fadel Muhammad di kursi pimpinan MPR. Namun, hingga kini Tamsul belum dilantik.
- Ray Rangkuti Nilai Pernyataan Hasan Nasbi Tak Pantas Sebagai Pejabat Negara
- Ray Rangkuti: Reformasi dan Reposisi Polri Sangat Urgen
- Direktur LIMA: Sebaiknya Hasan Nasbi Mundur atau Cuti
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Azhari Cage Kutuk Pembunuhan oleh Oknum TNI AL terhadap Agen Mobil di Aceh Utara
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat