Tak Lagi Bebas ke Mal, Larang Istri Praktik Advokat
Oleh Anggit Satriyo - Sofyan Hendra-, Jakarta
Rabu, 07 Oktober 2009 – 08:22 WIB
Sejenak Ota berpikir. Hari itu jawaban tak langsung diberikan. Dia mau, tapi ada sejumlah syarat. Salah satu di antaranya, dia harus tahu siapa saja dua kolega Ota lainnya saat memimpin KPK nanti. Esok harinya, tim lima mengajak Ota bertemu di sebuah tempat yang dirahasiakan. Selain tim tunjukan presiden itu, di tempat tersebut ada dua sosok lain. Mereka adalah Tumpak Hatorangan Panggabean dan Waluyo. Salah seorang anggota tim menyebutkan bahwa dua orang itulah yang bakal mendampingi Ota memimpin KPK. "Saya menyanggupi," ungkapnya.
Sebelumnya, Ota juga meminta pertimbangan sejumlah kolega dekatnya. Di antaranya, Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki dan sejumlah pegiat antikorupsi. Di antaranya, Ketua TII Rizal Malik.Bukan hanya itu. Ota juga meminta pertimbangan istri dan anak semata wayangnya. "Saya berdiskusi bagaimana baik buruknya. Mereka akhirnya sangat mendukung," ucapnya.
Keluarganya juga harus menanggung konsekuensi jabatan itu. "Ya, minimal saya tidak pernah mengajak mereka pergi ke mal," ujarnya. Sebab, kode etik di KPK mengatur ketat perilaku pimpinan. Dia mengungkapkan bahwa saat di KPK nanti dirinya akan bekerja sangat keras. "Semua bisa diukur dari hasil kerja saya nanti," ucapnya.
Pada hari pertama menjabat pimpinan KPK, Ota akan menggelar rapat pimpinan. Di antaranya, membahas ketua KPK yang harus menggantikan Antasari. Namun, soal itu Ota lebih condong kepada sosok Tumpak Hatorangan. Dia beralasan, Tumpak adalah sosok tertua di komisi nanti. "Dia juga senior," ujarnya. Dia menerima tawaran itu karena usaha yang selama ini dirintis dalam pemberantasan korupsi tak ingin terputus begitu saja. Selama ini kiprah Ota dalam pembentukan KPK memang tak bisa diremehkan. Dia adalah sosok yang terlibat dalam menggodok pimpinan KPK saat ini. "Chandra, Bibit, Jasin, dan Haryono itu pilihan saya," jelasnya. Meski terus-terusan diempas isu tak sedap soal kasus suap, di mata Ota, dua pimpinan yang kini tersandung masalah hukum itu masih memiliki integritas. Ota juga bersedia angkat kaki dari KPK kalau polisi menghentikan penyidikan Bibit dan Chandra.
Tiga pimpinan baru KPK kemarin dilantik presiden. Mereka bersemangat untuk mengemban tugas baru. Bahkan, ada yang sudah berkomitmen untuk merelakan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408