Tak Tergantung Gas Elpiji Lagi, Warga Desa Mundu Klaten Kini Andalkan Biogas

Tak Tergantung Gas Elpiji Lagi, Warga Desa Mundu Klaten Kini Andalkan Biogas
Warga Desa Mundu, Tulung, Klaten sudah menggunakan energi alternatif biogas sebagai pengganti elpiji. Pembiayaannya pun dilakukan dengan sistem arisan. Foto: Dok Kelompok Tani Desa Mundu

"Pada tahap awal, api yang keluar akan dibarengi dengan bau, tapi hal itu tidak berlangsung lama. Setelah itu, bisa terus dapat dipakai," ucapnya.

Dia menyarankan agar biodigester diisi setiap hari untuk menghindari pengendapan dan biogas dapat digunakan setiap saat. "Sebaiknya memang diisi setiap hari, semisal telat satu atau dua hari nggak masalah. Namun, kalau lama nggak diisi, kotoran akan mengendap. Mau tidak mau, kotoran harus diencerkan dan dikuras secara manual," ungkapnya.

Menurutnya, keluarga yang memiliki dua hingga tiga ekor sapi, bisa menghasilkan biogas untuk keperluan memasak selama satu bulan. “Artinya, keluarga itu bisa menghemat sekitar dua hingga tiga tabung elpiji ukuran tiga kilogram,” jelasnya.

Selain menghemat pengeluaran keluarga, dia mengemukakan pemanfaatan biogas sebagai pengganti elpiji tersebut juga sebagai solusi untuk penanganan limbah, khususnya kotoran sapi.

Penggunaan bahan bakar alternatif biogas dari kotoran sapi, menurutnya, selain untuk memasak juga dapat dimanfaatkan warga sebagai sumber penerangan rumah tangga. Saat ini, sebanyak 47 rumah tangga di Desa Mundu telah menggunakan bahan bakar biogas. Itu belum termasuk desa sekitar seperti Pomah dan Sudimoro.

"Jumlah instalasi biogas di desa kami saat ini sebanyak 38, tetapi ada 9 instalasi yang dipakai paralel untuk dua keluarga. Pemakaian biogas gas sudah mulai sejak 2014, sehingga jika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga elpiji warga tidak pusing lagi,” kata Suparno.

Populasi ternak sapi di Kecamatan Tulung, menurut Suparno, sekitar 10 ribu. Sehingga, pasokan limbah untuk biogas tidak perlu dikhawatirkan. Karena, kebutuhan limbah ternak untuk biogas satu rumah tangga cukup dipasok dari 2-3 ekor sapi.

"Padahal, hampir semua penduduk di desa itu beternak sapi,” katanya. Di Kecamatan Tulung, menurut Suparno, sekitar 10 ribu. Sehingga, pasokan limbah untuk biogas tidak perlu dikhawatirkan. Karena, kebutuhan limbah ternak untuk biogas satu rumah tangga cukup dipasok dari 2-3 ekor sapi.

Masyarakat seringkali panik jika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga harga gas elpiji (LPG) karena secara otomatis akan menambah pengeluaran keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News