Tak Mau Dicap Biang Kerok Dwelling Time, Gobel Tuding Ulah Importir

jpnn.com - JAKARTA - Menteri yang satu ini sempat tak menampakkan batang hidungnya, setelah kantornya digeledah penyidik Polda Metro Jaya, Selasa (28/7) malam.
Namun kini, Rachmat Gobel, anak buah Presiden Joko Widodo di bidang Perdagangan mulai berani angkat bicara. Terkait penggeledahan tersebut, Gobel menolak jika pihaknya dituding menjadi biang kerok dari molornya proses dwelling time atau lamanya waktu bongkar muat kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
"Kami pelajari semua permasalahannya. Serta koordinasi dengan Menteri Maritim dan juga kementerian lainnya," ujar Gobel di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (30/7).
Pria berusia 52 tahun ini menuding, lamanya proses dwelling time lantaran ulah para importir, yang keseringan baru mengurus perizinan begitu barangnya sudah tiba di pelabuhan. "Karena itu para importir kirim ke pelabuhan barangnya dulu baru izinnya diproses. Ini kan sengaja dimainin," sebut Gobel.
Selain itu, lamanya proses bongkar muat, sambung Gobel, biasanya kerap terjadi pada impor barang konsumsi. Sedangkan, untuk proses bongkar muat barang impor bahan baku industri, bisa berjalan lebih cepat.
"Dari diskusi dengan Bea Cukai ada lima lebih macam barang dalam satu kontainer. Itu kan harus diperiksa satu demi satu, karena bisa saja dalam makanan itu diselundupkan macam-macam atau produk illegal. Jadi kalau ada pengecekkan ya wajar," tandas bos Panasonic Gobel Grup ini. (chi/jpnn)
JAKARTA - Menteri yang satu ini sempat tak menampakkan batang hidungnya, setelah kantornya digeledah penyidik Polda Metro Jaya, Selasa (28/7) malam.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pegadaian Peduli, Beri Kenyamanan Beribadah di 50 Masjid Dengan Karpet Bersih
- TASPEN Rayakan 62 Tahun Penuh Kepedulian, Beri Bantuan Kursi Roda ke Peserta Pensiun
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Momen Hari Kartini, Andini Anissa Jadi Perempuan Pertama Peraih Gelar Kubestronaut
- Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi untuk Negeri
- Bantu Nelayan, HNSI Dorong Pemerintah Pakai Teknologi Alternatif