Tak Mau Merembet ke Mana-Mana, Jokowi Tolak Keinginan PDIP
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menolak wacana menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan amendemen terbatas UUD 1945, seperti yang disuarakan sejumlah politisi PDI Perjuangan belakangan ini.
“Saya khawatir merembet ke mana-mana,” kata Jokowi dengan wajah serius, saat diskusi dengan para pimpinan media, di Istana Negara, Rabu (14/8).
Saat ini berkembang wacana agenda amendemen itu terkait pemilihan presiden dikembalikan lagi ke MPR. Juga ada lagi yang usul masa jabatan presiden bisa lebih dari dua periode. “Nanti dikira saya yang mau,” tutur Jokowi.
“Lha wong saya ini presiden yang dipilih rakyat,” imbuhnya.
BACA JUGA: PDIP Yakin GBHN Bisa Membawa Kemajuan Nasional
Bagaimana dengan wacana dihidupkannya kembali GBHN? Jokowi menilai, hal itu tidak relevan di saat kondisi global seperti sekarang yang berubahnya secara cepat.
“Dunia bergerak begitu cepat dan dinamis. Kita harus bisa merespons dan punya perencanaan yang fleksibel untuk merespons perubahan itu. Apa yang kita rencanakan bisa berubah besok,” kata suami Bu Iriana itu.
Jokowi menjelaskan, saat ini negara sudah punya haluan-haluan yang terencana. Kemudian ada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 sebagai pengganti GBHN.
Jokowi tak mau dikira publik dia yang meminta dan menilai salah satu keinginan partainya itu sudah tidak relevan.
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi