Tak Menyangka Lukisannya Masih Dipertahankan Produsen
Kata Bernard, sebenarnya metode tersebut awalnya tidak ditujukan untuk pengobatan, tapi untuk melatih penguasaan emosi. Tidak sedikit orang yang menguasai metode prana dulu adalah orang bertemperamen tinggi. Namun, kini hidup mereka lebih tenang, bahkan makin rajin mendekatkan diri kepada Tuhan.
”Yang tadinya jarang salat menjadi rajin salat berjamaah, yang tadinya malas ke gereja setelah mengikuti metode ini menjadi lebih taat,” lanjutnya.
Waktu senggang biasanya digunakan Bernard untuk tenggelam di atas kanvas. Hal itu, katanya, untuk mengasah keahliannya melukis agar tidak hilang. Hasilnya, lukisan itu kemudian dipajang di dinding-dinding rumahnya.
Bernard mengaku, kini dirinya melukis hanya untuk menyalurkan kesenangan. Karena itu, dia tidak mengikuti pakem aliran mana pun. Dia juga tidak pernah mengikuti pameran meski lukisannya terbilang cukup bagus.
Kendati begitu, ada saja orang yang datang untuk melihat-lihat lukisannya. Bahkan, ada yang membeli lukisannya seharga Rp 40 juta. ”Saya kan tidak punya nama, jadi dihargai segitu (Rp 40 juta), ya senang sekali. Nggak nyangka,’’ ujarnya terkekeh. (*/c2/ari)
MASYARAKAT mungkin sudah tidak asing dengan produk biskuit Khong Guan, Monde, Nissin, dan beberapa merek lawas lainnya. Tapi, pasti tidak banyak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara