Tak Merasa Nasionalis Gadungan, Gerindra Nilai PSI Sindir PDIP
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai banyak partai yang mengaku nasionalis tapi gadungan. Contohnya karena partai tersebut kerap melakukan korupsi dan pro dengan sikap intoleran.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade merespon hal tersebut. Dia mengatakan, bahwa partainya tidak tersinggung dengan pernyataan Grace.
"Kalau Gerindra ini partai nasionalis religius, partai yang paling lengkap kebhinekaan-nya. Kami punya sayap Islam, lalu ada sayap Kristen, Katolik ada, Hindu, Budha ada, kami paling lengkap, jadi kami nasionalis religius," kata Andre kepada wartawan, Rabu (13/2).
Menurutnya, partai Gerindra selalu mengayomi seluruh agama dan golongan. Andre tidak mengerti siapa sesungguhnya partai nasionalis gadungan yang dimaksud Grace.
"Saya gak ngerti maksud PSI seperti apa, tapi biasalah partai sensasional Indonesia selalu mencari sensasi, karena itu strateginya PSI," ucapnya.
Justru, kata Andre, PSI menyindir rekan koalisinya yakni PDI Perjuangan karena paling sering menyetor kadernya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau kader paling banyak di KPK ya PDIP dong, yang paling banyak ditangkap KPK PDIP. Berarti kan itu partai pendukung pak Jokowi, jadi kelihatannya Grace memang menyindir koalisinya," tandas Jubir Prabowo-Sandi itu.
Sebelumnya, Ketum PSI Grace Natalie secara tegas menyebut Kaum Intoleran dan Koruptor sebagai ancaman terbesar bagi Persatuan Indonesia hari ini.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyebut PDIP partai nasionalis gadungan
- Muzani Bantah Gerindra Serang PDIP Terkait Pandangan Kritis Soal PPN Naik Jadi 12 Persen
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- PPN 12 Persen, Arus Bawah Prabowo Punya Pandangan Seperti Ini
- Wihadi Gerindra Sentil Dolfie PDIP: Dia Tak Jelaskan Detail Pasal 7 Ayat 4 UU HPP
- Ingatkan PDIP Konsisten soal PPN, Misbakhun: Berpolitiklah secara Elegan