Tak Mudah Menjelaskan Mitos Kesehatan kepada Orang Australia, tetapi Ada Caranya

Tak Mudah Menjelaskan Mitos Kesehatan kepada Orang Australia, tetapi Ada Caranya
Erika Shears mengaku suaminya belum sepenuhnya percaya dengan mitos-mitos dari Indonesia. (Koleksi pribadi)

Dr Shiraz mengatakan saat kita berbicara soal mitos dan takhayul di Australia, terutama yang ada kaitannya dengan kesehatan, memang ada tantangannya.

"Saya rasa kita harus peka dengan keyakinan orang lain yang berbeda-beda, karena bisa jadi keyakinan, mitos, dan gagasan itu diturunkan dari generasi ke generasi," ujarnya.

Menurutnya, daripada memperdebatkan lebih baik mendengarkan.

"Mungkin saya tidak akan langsung menolak keyakinan mereka dengan kasar, namun tetap berpikiran terbuka dan mencoba memahami mereka," kata Dr Shiraz.

"Mungkin pendidikan juga diperlukan untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat untuk memahami bagaimana kita bisa sakit, misalnya saat musim pilek."

Bagi Haruna, ia mengatakan ada beberapa kepercayaan budaya Jepang yang tidak akan ia turunkan kepada anak-anaknya.

Ini beberapa kepercayaan Jepang yang tidak ia ingin turunkan, misalnya, ia pernah diberi tahu, "enggak boleh memakai sepatu yang baru dibeli, kecuali harus diludahi dulu bagian alasnya karena membawa sial."

"Ada juga, 'enggak boleh meletakkan sumpit dalam mangkuk dalam posisi berdiri karena akan membuat orang yang mati menjadi kesal'".

Sebenarnya hidup dengan mitos dan takhayul adalah hal yang normal bagi banyak warga Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News