Tak Mungkin DIY Dipimpin Bocah
Jumat, 03 September 2010 – 22:11 WIB
JAKARTA -- Sikap pemerintah semakin jelas terkait mekanisme pengisian kursi jabatan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mendagri Gamawan Fauzi memberi sinyal bahwa lebih baik pengisian kursi gubernur DIY itu dilakukan melalui pemilihan, tidak secara otomatis diisi keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono. Mantan gubernur Sumbar itu memberikan ilustrasi jika model pengisian otomatis tetap diteruskan. Dia katakan, sangat tidak mungkin sebuah daerah dipimpin oleh orang yang belum cukup umur. Alasannya, pertanggungjawaban gubernur di satu daerah itu sama dengan pertanggungjawaban gubernur di daerah lain. "Jadi bisa saja kan Sri Sultan XII, XIII, XIV masih remaja? Apa bisa jadi gubernur jika kita kaitkan dengan Undang-undang (yang mengatur) persyaratan umur kepala daerah," ujar mantan gubernur Sumbar itu.
"Bagaimana kalau Sri Sultan nanti sampai dengan umur 95? Apa dia masih gubernur juga?. Kalau ini ditetapkan, konsekuensinya seperti itu," ujar Gamawan Fauzi di kantornya, Jumat (3/9), saat ditanya wartawan terkait perkembangan RUU DIY.
Baca Juga:
Gamawan juga memberikan argumen, dengan masih menggunakan logika usia. "Bagaimana kalau Sri Sultan meninggal, kalau lahir Sri Sultan HB XI umurnya masih muda? Apa langsung jadi gubernur juga? Hal-hal seperti itu yang kita pertanyakan," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA -- Sikap pemerintah semakin jelas terkait mekanisme pengisian kursi jabatan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mendagri Gamawan
BERITA TERKAIT
- Pramono Mendeklarasikan Kemenangan, Tim RIDO Bilang Tak Resmi
- Anomali di Pilkada Banten, Airin Sudah Memenangkan Prabowo, Tetapi Dikerjai Parcok
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Partisipasi Pilgub Jakarta Rendah, Arief Rosyid Ungkap Penyebab Pemilih Muda Pilih Golput
- Tim 08 Prabowo Potong 57 Ekor Ayam Putih untuk Syukuran Kemenangan Andra - Dimyati Versi Hasil Hitung Cepat
- Effendi Gazali: Sudaryono Turun Gunung, Suara Luthfi-Yasin Langsung Moncer