Tak Peduli Hak Cipta, Ikhlas Bukunya Dibajak
Senin, 04 Januari 2010 – 05:49 WIB
Siang itu, berlokasi di Doekoen Coffee, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, George kembali bercerita mengenai buku karyanya, Membongkar Gurita Ciekas, yang sangat kontroversial. Diskusi berlangsung sederhana, sekaligus meriah. Saat itulah terjadi insiden, George melemparkan buku ke wajah anggota DPR dari Demokrat, Ramadan Pohan.
George menuturkan, buku Membongkar Gurita Ciekas merupakan buku ketiga seri korupsi kepresidenan yang dia tulis. Sebelumnya, dia menulis buku berjudul Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari: Kedua Puncak KKN Rezim Orde Baru dari Soeharto ke Habibie yang diterbitkan awal 1998. "Judulnya menggelitik, mungkin buat orang tersinggung," kata George, lantas terkekeh. Gara-gara buku tersebut, dia dicekal rezim Soeharto pada Maret 1998.
George sebenarnya sudah dikenal sebagai tukang kritik sejak 1994. Berbagai sisi gelap pemerintahan, mulai maraknya korupsi sampai persoalan Timtim (Timor Timor, kini Timor Leste) tak luput dari perhatiannya. Karena merasa terus ditekan rezim penguasa, pada 1995, peraih gelar Doctor of Philosophy dari Universitas Cornell, New York, itu, memutuskan hijrah ke Australia. "Saya hijrah ke Australisa agar bisa terus investigasi," katanya.
Pengalamannya sebagai dosen di Universitas Kristen Satya Wacana membantu langkah George mengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Tapi, prosesnya tetap tidak mudah. George diminta oleh pihak kampus untuk menyusun mata kuliah yang akan diajarkan. Saat itulah dia mulai merumuskan mata kuliah sosiologi korupsi.
Sejak resmi dirilis dua pekan lalu, buku Membongkar Gurita Cikeas sukses menyedot perhatian publik. Mengapa sang penulis, George Junus Aditjondro,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408