Tak Percaya Klaim Panitia Formula E, Ferdinand Siap Lapor KPK
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Monitoring Ferdinand Hutahaean mengatakan, janji penyelenggara Formula E untuk tak memakai dana pinjaman Rp 1,2 triliun dari Bank DKI ke PT Pembangunan Jaya Ancol jangan sampai hanya kebohongan belaka.
Hal ini diungkapkan Ferdinand Hutahaean lantaran dirinya merasa tak yakin pembangunan sirkuit dan kelengkapan Formula E hanya menelan anggaran Rp 100 miliar seperti pernyataan Ketua Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni.
Menurut dia, anggaran Rp 100 miliar sangat tidak cukup untuk membangun sarana dan prasarana balapan internasional sekelas Formula E.
“Itu yang saya maksud omong kosong bila dana itu dikatakan cukup. Itulah kita kaitkan dengan adanya pinjaman Ancol ke Bank DKI Rp 1,2 triliun yang katanya membayar revitalisasi,“ ucap Ferdinand saat dihubungi JPNN, Kamis (30/12).
Menurut eks politisi Partai Demokrat ini, jika sampai sedikit saja uang Rp 1,2 triliun itu digunakan untuk Formula E, maka Pemprov DKI maupun penyelenggara sedang melakukan penipuan terhadap publik.
“Berarti mereka menipu publik secara vulgar. Membodohi publik, sudah keluar triliunan, sekarang ada dana yang kita khawatirkan berbungkus utang pinjaman untuk itu,” kata dia.
Mengenai bantahan PT Jakarta Propertindo, PT Pembangunan Jaya Ancol, hingga Pelaksana Formula E bahwa anggaran tersebut tak akan digunakan untuk sarana balap mobil listrik itu, Ferdinand justru berpikir sebaliknya.
Dia merasa memang harus mengawal anggaran tersebut agar penyelenggaran Formula E murni dari sponsor seperti yang digaungkan.
Direktur Eksekutif Indonesia Monitoring Ferdinand Hutahaean tak percaya janji penyelenggara Formula E untuk tak memakai dana pinjaman Rp 1,2 triliun
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Gembira, Honorer Tercecer dan Database Bisa Seleksi PPPK, Jumlah Peserta jadi Makin Banyak
- Dalami Uang Suap kepada Paman Birin, KPK Periksa 4 Pihak Ini
- Komisi III Pilih Komjen Pol Jadi Ketua KPK, Pernah Menjabat Kapolda Sulut
- Komisi III DPR Pilih 5 Pimpinan KPK 2024-2029, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
- KPK Incar Aset Anwar Sadad yang Dibeli Pakai Duit Kasus Korupsi Dana Hibah
- Siang Ini, DPR Pilih Lima Capim dan Cadewas KPK Pakai Mekanisme Voting