Tak Pernah Papsmear Tingkatkan Risiko Terkena Kanker Serviks
jpnn.com - KANKER serviks merupakan salah satu penyakit yang mengintai kaum hawa. Sayangnya, sebagian wanita masih menganggap pemeriksaan kanker serviks atau papsmear bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan secara rutin. Padahal, studi terbaru di Inggris menunjukkan bahwa mereka yang tidak rutin papsmear menjadi semakin berisiko terkena kanker serviks.
Angka terbaru menunjukkan bahwa proporsi wanita yang melakukan screening tanda-tanda awal kanker serviks menurun di usia 55 tahun. Cancer Research UK menemukan kalangan perempuan yang tak rutin melakukan papsmear meningkatkan risiko terserang kanker serviks hingga enam kali lipat dibanding mereka yang rutin menjalani pemeriksaan.
Para peneliti juga menyatakan bahwa papsmear sangat penting bagi wanita meskipun sudah berusia di atas 55 tahun. Papsmear merupakan pemeriksaan tanda kanker serviks yang dilakukan dengan mengambil contoh sel-sel leher rahim. Contoh sel yang telah diambil tersebut kemudian dianalisa untuk mendeteksi dini kanker leher rahim.
Tidak hanya itu, dengan tes itu juga berfungsi menemukan adanya infeksi atau sel-sel abnormal yang mungkin dapat berubah menjadi sel kanker sehingga bisa segera dilakukan tindakan pencegahan. Papsmear sangat dianjurkan dilakukan oleh setiap wanita, paling lambat 3 tahun setelah aktif secara seksual.
Untuk wanita berusia di atas 21 tahun yang aktif secara seksual dianjurkan untuk melakukan papsmear paling tidak setahun sekali. Selanjutnya ketika wanita yang sudah mencapai usia 30 tahun ke atas masih dianjurkan untuk melakukan tes papsmear setahun sekali. Namun jika sudah dilakukan 3 tahun berturut-turut dan hasilnya baik (selalu negatif), papsmear bisa dilakukan 2 hinnga 3 tahun sekali. Yang pasti, pemeriksaan ini sebaiknya terus dilakukan secara rutin.
Para peneliti dari Queen Mary University of London membuktikan pentingnya papsmear secara rutin dengan melakukan studi terhadap semua wanita Inggris berusia 65 hingga 83 tahun yang didiagnosis terkena kanker serviks selama periode lima tahun. Mereka menemukan bahwa wanita yang tidak menjalani papsmear di usia 50 hingga 60 tahun, memiliki risiko terkena kanker serviks hingga 4 kali lipat dibanding mereka yang melakukannya secara rutin.
"Screening mungkin tidak terasa menyenangkan, tetapi dokter akan melakukannya dengan cepat dan relatif tanpa rasa sakit. Tindakan ini sangat penting karena dapat mencegah munculnya kanker agresif di kemudian hari," kata peneliti Peter Sasieni, seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (15/4). Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS Medicine.(fny/jpnn)
KANKER serviks merupakan salah satu penyakit yang mengintai kaum hawa. Sayangnya, sebagian wanita masih menganggap pemeriksaan kanker serviks atau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tiga Sekolah Ini Menang Kompetisi Kampanye Daur Ulang dari Sinar Sosro dan Tetra Pak
- Peringati HKN 2024, Bos Juragan 99 Lari Pagi Bersama Wartawan
- Upaya PNM Tanamkan Kepedulian Sosial Gen-Z Lewat Konten Kreatif
- 5 Khasiat Air Kunyit Campur Daun Serai, Bikin Gula Darah Ambyar
- Nyamuk Jantan yang Disuntikkan Bakteri Wolbachia Kawin, Begini Hasilnya
- 4 Khasiat Rutin Mengonsumsi Kangkung, Turunkan Risiko Serangan Penyakit Ini