Tak Rakus Jabatan, Mandela Pantas Jadi Panutan
jpnn.com - JAKARTA - Tokoh pejuang anti-apartheid, Nelson Mandela adalah presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan (Afsel). Dengan integritas dan rekam jejaknya yang bersih, Presiden Afsel periode 1994-1999 itu bisa saja kembali memimpin dalam periode berikutnya. Tetapi, demi regenerasi kepemimpinan di negaranya Mandela menolak kembali berkuasa.
Sikap Mandela yang tidak haus kekuasaan ini diharapkan bisa menjadi teladan bagi tokoh pimpinan di Indonesia. "Mandela bisa saja menjadi Presiden kembali pada saat itu, tapi dia memilih berhenti ketika namanya begitu bersih. Pasti itu karena keinginannya untuk meregenerasikan kepemimpinan di negaranya. Beda sekali dengan pemimpin-pemimpin di negara kita," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Noviantika Nasution kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (7/12).
Di mata Novi, Nelson Mandela adalah tokoh yang mengawal bangsa Afrika Selatan menjadi bangsa yang besar. Misi kepemimpinannya bukan mengejar kekuasaan melainkan mempersatukan masyarakat Afsel.
Bahkan, peraih Nobel Perdamaian itu tidak dendam dengan pihak-pihak yang telah mengirimnya ke penjara selama 27 tahun. "Kalau kita mau membangun bangsa kita, tentu harus dengan semangat yang ditunjukkan oleh Nelson Mandela. Berpegang pada prinsip tidak pro pada kekerasan, tidak ada rasa dendam pada mereka yang menzhalimi beliau, Tapi tujuannya adalah untuk menyatukan bangsanya untuk mendapatkan suatu kedamaian diantara mereka," ujar Novi yang pernah menjadi politikus PDIP, lantas bernaung di PDP dan kini menjadi calon legislatif (caleg) PAN itu.
Novi juga mengenang Mandela sebagai tokoh politik yang cinta olahraga. Selama ini pria yang kerap disapa Madiba tersebut dikenal menggemari olahraga sepakbola dan tinju.
"Tak heran jika dia mendapat kehormatan berpidato di acara perdana penghargaan olahraga Laureus Lifetime Achievement di Monaco pada 2000," tandas mantan Ketua Umum Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) ini.
Seperti diberitakan, Nelson Mandela tutup usia di Johannesburg pada Kamis (5/12) malam waktu setempat. Kabar meninggalnya Mandela diumumkan langsung oleh Presiden Afsel, Jacob Zuma melalui siaran televisi.
Mandela meninggal dunia dalam usia 95 tahun. Saat ini jasad Mandela disemayamkan di Pretoria dan rencananya akan dimakamkan hari ini. (dil/jpnn)
JAKARTA - Tokoh pejuang anti-apartheid, Nelson Mandela adalah presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan (Afsel). Dengan integritas dan rekam
- BAZNAS Angkat Kisah Guru Papua dalam Buku Mengajar di Batas Negeri
- Warga Angkatan 45 Geger, Romiah dan Bobi Mengaku Tidak Kenal
- Pentolan KKB Pembunuh Personel Satgas Elang Berani Nongol di Warung Depan Polres
- Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru
- Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Kesiapan Pengamanan Nataru
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka