Tak Rela Gaza Tenang, Menhan Israel Mundur dari Kabinet
jpnn.com, TEL AVIV - Gencatan senjata di Jalur Gaza mengguncang pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Kemarin, Rabu (14/11) Avigdor Lieberman mengundurkan diri dari jabatanya sebagai menteri pertahanan.
Politikus 60 tahun itu menentang keras gencatan senjata antara Hamas dan Israel tersebut.
Bagi Lieberman, gencatan senjata itu terlalu menyakitkan. Sebab, itu sama artinya dengan mengalah kepada teror.
"Jika tetap bertahan (sebagai menteri pertahanan), saya tidak akan pernah berani menatap mata penduduk Israel di wilayah selatan," ujarnya sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Liebermen menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza itu membahayakan keamanan nasional. Karena itu, dia memilih meletakkan jabatannya. Dia bakal resmi lengser 48 jam setelah Netanyahu menerima surat pengunduran dirinya.
Kemarin Lieberman tidak sekadar mundur. Politikus 60 tahun itu juga mencabut dukungan partainya, Yisrael Beiteinu, kepada rezim Netanyahu.
Partai tersebut meninggalkan koalisi pemerintahan. Kini Netanyahu hanya menguasai 61 di antara total 120 kursi di parlemen.
Kondisi itu, menurut Jonatan Urich, tidak akan membuat goyah pemerintahan Netanyahu. Jubir pemerintah Israel itu menegaskan bahwa pemerintahan masih solid. Karena itu, dia menepis rumor soal percepatan pemilu.
Gencatan senjata di Jalur Gaza mengguncang pemerintahan Benjamin Netanyahu. Menteri Perahanan Avigdor Lieberman langsung mundur begitu kesepakatan dibuat
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Aksi Solidaritas Palestina, Mahasiswa Serukan Boikot Produk Terafiliasi Israel
- Seorang Ibu Tolak Belikan Anak Snack Terafiliasi Israel Viral, Dapat Respons Positif
- Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
- Jazuli Juwaini Mendukung Penuh Gerakan Global Mengeluarkan Israel dari Keanggotaan PBB