Tak Semua Anak Muda Jadi Radikal Karena Sosmed
Keingintahuan untuk memahami bagaimana warga Australia menjadi radikal telah menghasilkan pemikiran-pemikiran soal asal muasal jihad yang menyesatkan atau sepenuhnya salah. Demikian peringatan dari seorang pakar terkemuka di bidang jaringan teror.
Inti dari kesalahpahaman adalah teroris dapat terlahir begitu saja, hanya dengan melihat propaganda kelompok yang menamakan diri Islamic State secara online.
Dengan meneliti tiga gelombang rencana teror di Australia, Shandon Harris-Hogan dan Kate Barrelle menemukan bahwa jihadisme, yang didefinisikan dalam laporan sebagai "manifestasi kekerasan dari Islamisme", paling sering didukung oleh kelompok sosial dan keluarga.
Shandon saat ini melatih otoritas kontraterorisme dan Polisi Federal Australia untuk memahami deradikalisasi dan pemutusan keterlibatan dengan kelompok teror.
"Ini adalah pengaruh dunia nyata, tidak ada hubungannya dengan perilaku atau kontak online mereka," kata Shandon.
Anak-anak muda radikal Bukan Karena Jejaring Sosial
"Pada jaringan remaja jihad Australia, sangat sedikit, jika pun ada, contoh-contoh remaja yang radikal hanya karena online," kata Shandon.
Photo: Konsultan anti terorisme, Shandon Harris-Hogan. (Four Corners)
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat