Tak Siap Terapkan Kurikulum 2013
Kamis, 07 Februari 2013 – 10:15 WIB
"Bisa terjadi salah cetak. Yang diminta tukang las, kami (perguruan tinggi keguruan, red) malah mencetak tukang kayu. Karena kami tidak tahu seperti apa kurikulum baru itu. Dan kami tegaskan, kami sangat prihatin dengan keadaan ini," ungkapnya.
Dia juga menilai kalau program master teacher yang direkrut untuk sosialisasi kurikulum 2013 sangat mubazir. "Kalau kurikulum baru akan diterapkan juga, sebaiknya disosialisasikan secara all out dan kepada semua pihak. Jangan dipaksakan kalau semuanya belum siap. Uji publik dan sosialisasi dengan power point dinamakan sudah sosialisasi, itu sama saja dengan pemaksaan," ulasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Syamsul Rizal mengatakan, dengan adanya kurikulum baru, maka sejumlah pelajaran akan terintegrasi. Sehingga, siswa tidak perlu membawa buku banyak lagi. Jumlah mata pelajaran akan dikurangi, sedangkan jam pelajaran ditambah.
Anggota DPD RI Emma Yohanna mengatakan, kunjungan kerja anggota komite III DPD RI ini dalam rangka pengawasan pelaksanaan UU 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, khususnya berkenaan dengan permasalahan guru di daerah dan menghadapi kurikulum 2013 yang akan diterapkan pemerintah.
PADANG--Sejumlah kalangan menilai kurikulum 2013 yang sedang diperkenalkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia baik untuk meningkatkan
BERITA TERKAIT
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation