Tak Tahu Pulpen Laduni, Hanya Diajari Selawat Tuyul dan Fulus

Tak Tahu Pulpen Laduni, Hanya Diajari Selawat Tuyul dan Fulus
Makhdzlor (kanan), pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Warga Blok Kapling, Desa Tegalgubug, Kabupaten Cirebon, itu yakin uang yang “ditarik” Dimas Kanjeng merupakan uang asli. FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON/JPNN.com

Dia mengaku hanya diberi amalan dan bacaan doa yang nantinya diamalkan. Salah satunya selawat tuyul. 

Dikatakan, salawat tuyul hanyalah istilah. Amalan atau bacaannya sedikit, tapi manfaat atau hasilnya banyak.

“Ada juga yang disebut selawat fulus. Ini hanya istilah, bacaannya pun sama,” tuturnya.

Dia juga mengklarifikasi bahwa jumlah santri dari Dimas Kanjeng di wilayahnya tak banyak seperti yang beredar beberapa hari belakangan ini.

Meskipun tak mengatakan secara persis angkanya, namun diakuinya bahwa jumlah mereka tidak lebih dari 20 orang.

“Kita ada pengajian rutin setiap malam minggu. Kalau kumpul paling banyak ya tidak lebih dari 20 orang. Itu pun mayoritas keluarga semua,” ujarnya.

Ia dan sejumlah santri pun tak setiap waktu ke Probolinggo. Hanya saat-saat tertentu saja, terutama saat ada istigosah di Padepokan Dimas Kanjeng.

“Ke sana kan perjalannya jauh, butuh biaya dan waktu. Tentunya tidak setiap saat. Hanya kalau lagi ada uang lebih, baru ke sana,” imbuhnya. (dri/dil/jpnn)

CIREBON- Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi setelah terlibat pembunuhan. Tapi, yang heboh tentu bukan kasus pembunuhannya. Yang heboh dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News