Tak Takut Corona, Curigai Stay-at-Home untuk Hancurkan Ekonomi agar Donald Trump Keok
Banyak di antara pedemo mengenakan topi dan pakaian untuk mendukung Presiden AS Donald Trump yang memang getol menolak lockdown. Seorang pedemo asal Colorado Springs, Jim Fenimore mengaku ikut aksi itu karena meyakini respons atas pandemi virus corona telah dipakai untuk alat politik guna membuat ekonomi hancur sehingga Trump kehilangan dukungan dan kalah pada pemilihan presiden mendatang.
Menurut Fenomore, jika kebijakan stay-at-home makin lama berlangsung, hal itu kian merugikan. “Setiap hari yang berlalu telah menyakiti negeri,” katanya.
Fenomore menegaskan, dirinya tak ingin melihat siapa pun meninggal dunia akibat virus corona. “Namun ada banyak kematian karena alasan lain,” ujarnya.
Laman worldometer.info pada Senin (20/4) mencatat AS kini menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak, yakni di atas 750 ribu. Adapun kematian akibat COVID-19 di AS sudah lebih dari 40 ribu jiwa.
Khusus di Coloraro, jumla kasus COVID-19 sudah mendekati 10 ribu. Sementara angka kematiannya di atas 400 jiwa.(denverpost/ara/jpnn)
Pengunjuk rasa memprotes kebijakan berdiam di rumah atau stay-at-home yang merusak perekonomian.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Pemerintahan Sederhana
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Donald Trump Menang di Pilpres AS, Produsen Mobil Dunia Deg-degan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya