Tak Takut Corona, Curigai Stay-at-Home untuk Hancurkan Ekonomi agar Donald Trump Keok

Tak Takut Corona, Curigai Stay-at-Home untuk Hancurkan Ekonomi agar Donald Trump Keok
Aksi unjuk rasa di depan Capitol State Colorado, Minggu (19/4). Foto: Hyoung Chang/The Denver Post

Banyak di antara pedemo mengenakan topi dan pakaian untuk mendukung Presiden AS Donald Trump yang memang getol menolak lockdown. Seorang pedemo asal Colorado Springs, Jim Fenimore mengaku ikut aksi itu karena meyakini respons atas pandemi virus corona telah dipakai untuk alat politik guna membuat ekonomi hancur sehingga Trump kehilangan dukungan dan kalah pada pemilihan presiden mendatang.

Menurut Fenomore, jika kebijakan stay-at-home makin lama berlangsung, hal itu kian merugikan. “Setiap hari yang berlalu telah menyakiti negeri,” katanya.

Fenomore menegaskan, dirinya tak ingin melihat siapa pun meninggal dunia akibat virus corona. “Namun ada banyak kematian karena alasan lain,” ujarnya.

Laman worldometer.info pada Senin (20/4) mencatat AS kini menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak, yakni di atas 750 ribu. Adapun kematian akibat COVID-19 di AS sudah lebih dari 40 ribu jiwa.

Khusus di Coloraro, jumla kasus COVID-19 sudah mendekati 10 ribu. Sementara angka kematiannya di atas 400 jiwa.(denverpost/ara/jpnn)

Pengunjuk rasa memprotes kebijakan berdiam di rumah atau stay-at-home yang merusak perekonomian.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News